JAKARTA (Panjimas.com) – Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon memberikan dukungan kepada Ranu Muda Adi Nugroho, wartawan Panjimas.com, yang kini tengah mendekam di penjara.
Petinggi Partai Gerindra ini pun angkat bicara soal penahanan Ranu Muda, di mana seorang wartawan seharusnya dilindungi.
“Tugas jurnalisme adalah tugas yang independen dan perlu dukungan karena itu tidak boleh diberikan tuduhan yang macam-macam, bahkan dalam perang pun jurnalis itu mempunyai posisi yang harus tetap dilindungi,” kata Fadli Zon kepada wartawan usai Rapat Pleno Dewan Pertimbangan MUI di Kantor MUI Pusat, Jl Proklamasi Jakarta pada Rabu (26/4/2017).
Untuk itu Fadli Zon mendesak kepada aparat, bila tidak ada bukti-bukti, wartawan Ranu Muda harus segera dibebaskan.
“Jadi harus dibebaskan, kalau memang tidak ada bukti-bukti, tidak ada dasar, saya kira harus dibebaskan,” tegasnya.
Terakhir Fadli Zon berpesan kepada Ranu, agar bersabar atas ujian yang dihadapinya dan tetap terus memperjuangkan hak-haknya, demi kebenaran.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ranu Muda Adi Nugroho, wartawan Panjimas.com ditangkap pada 22 Desember 2016 dini hari dengan tuduhan keikutsertaan bersama Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) terkait kasus perusakan Kafe Social Kitchen. Dirinya membantah bergabung dengan LUIS dan ikut serta dalam aksi perusakan tersebut.
Saat ditemui di LP Kedungpane, Semarang, beberapa hari lalu, Ranu menceritakan dirinya merasa bingung. Ranu merasa heran, padahal dirinya hanya berprofesi sebagai wartawan, namun yang menangkapnya terkait kasus Social Kitchen mencapai 30 polisi dengan senjata laras panjang.
“Padahal saya cuma wartawan, tapi yang nangkap saya sampai 30 polisi bersenjata lengkap seperti mau tangkap teroris,” katanya.
Ranu menilai, berarti kekuatan menulis lebih berbahaya dibanding sebuah peluru. “Saya jadi teringat perkataan Sayyid Qutb. Satu peluru hanya dapat menembus satu kepala, tetapi satu tulisan dapat menembus jutaan kepala, bahkan lebih,” ujarnya.
Ranu bercerita saat ditangkap, tiga puluh polisi bersenjata lengkap mendatangi rumahnya, lalu dirinya diborgol dan mata ditutup oleh lakban seperti teroris.
Dirinya menegaskan tuduhan yang beredar tentang dirinya mengenai tergabung dalam anggota LUIS adalah salah. Dirinya datang ke Social Kitchen murni sebagai wartawan untuk melakukan peliputan. [AW]