JAKARTA (Panjimas.com) – Tokoh masyarakat Tionghoa Indonesia, Lieus Sungkharisma, mengungkapkan rasa bangganya bisa hadir bersama kaum Muslimin dalam dua kali Aksi Bela Islam.
Menurut Lieus, ia sepakat dengan pernyataan para tokoh lainnya bahwa Aksi Bela Islam adalah aksi massa kaum Muslimin terbesar sepanjang sejarah. Lieus yang hadir di tengah aksi tersebut mengaku terharu dan merasa nyaman, sedikit pun dirinya tak mendapat perlakuan buruk apalagi intimidasi.
“Menurut saya di situlah kebangkitan rakyat Indonesia, khususnya Umat Islam. Kenapa saya bilang kebangkitan? Memang dalam sejarah nggak pernah ada gerakan yang bisa menghadirkan begitu banyak (massa) dan spontan,” kata Lieus Sungkharisma dalam acara diskusi publik di Sekretariat PB HMI, Pasar Rumput, Jakarta Selatan, pada Senin (21/11/2016).
Tuntutan masyarakat, khususnya Umat Islam hanya satu, yaitu mendesak agar Ahok yang telah menista agama, segera ditangkap.
“Bukan karena Kristen, bukan karena dia Tionghoa, tapi karena dia menista agama mayoritas,” tuturnya.
Kemudian, Lieus juga mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia dari berbagai kalangan untuk hadir dalam Aksi Bela Islam III yang akan digelar pada Jum’at (2/12/2016) mendatang. Walaupun dirinya seorang Non Muslim, namun Aksi Bela Islam 212 merupakan aksi penting, yang menunjukkan Umat Islam di Indonesia bukan hanya terbesar di dunia, tapi juga Umat Islam terdamai.
Oleh sebab itu, Lieus juga menasehati Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang notabene beragama Islam, jangan malah menakut-nakuti, tapi seharusnya mendorong aksi damai tersebut.
“Jadi Kapolri, Panglima, bapak-bapak ini kan agamanya Islam, dorong acara tanggal dua ini, supaya sukses dan besar, supaya dunia mencatat, Indonesia bukan hanya negara Muslim terbesar tapi negara berpenduduk Muslim yang terdamai,” ungkapnya.
Sebuah aksi yang bukan demonstrasi, tapi gelar sajadah, shalat Jum’at dan berdoa untuk keselamatan negara dan bangsa, Aksi Bela Islam III. [AW]