JAKARTA (Panjimas.com) – Aliansi Masyarakat Sipil untuk Konstitusi (AMSIK), menggelar diskusi bertajuk “Ancaman Radikalisme dan Terorisme di Pilgub DKI?” yang bertempat di The Wahid Institute, pada Selasa (1/11/2016).
Dalam acara tersebut, hadir sebagai moderator, Febriana Firdaus, wartawan media asing, Rappler yang juga aktif menjadi produser media komunitas ‘Ingat 65’.
Kemudian, hadir sebagai pembicara, mantan teroris Nasir Abbas yang disebut dalam acara itu telah menjabat sebagai Konsultan Pusat Riset Ilmu Kepolisian dan Terorisme Universitas Indonesia.
Rois Syuriah PBNU, Ahmad Ishomuddin dan penasihat senior ICG yang pernah dideportasi dari Indonesia, Sidney Jones. BIN di masa Presiden SBY, disebut-sebut tak merekomendasikan perpanjangan izin Sidney Jones tinggal di Indonesia, sehingga ia dideportasi.
Dalam diskusi tersebut, mereka mengopinikan bahwa Aksi Bela Islam dimanfaatkan oleh kelompok garis keras. Dan tak menutup kemungkinan adanya ancaman terorisme, pada aksi 4 November 2016.
Uniknya, para akivis nasionalis, termasuk para artis dan musisi justru yang menanggapi tudingan tersebut. Ratna Sarumpaet mengaku tak percaya fitnah yang dilontarkan Sidney Jones. Sementara Ahmad Dhani menyebut, upaya memfitnah gerakan Aksi Bela Islam 4 November 2016 sebagai upaya komunis. Bantahan senada diungkapkan pula Neno Warisman. Terakhir, Rachmawati Soekarnoputri, anak dari Proklamator RI, Ir Soekarno pun angkat bicara. Berikut ini video selengkapnya.
https://youtu.be/pJOcr8LiKSQ