JAKARTA (Panjimas.com) – Siapa yang tak kenal dengan penyanyi legendaris Chrisye? Chrisye dilahirkan dengan nama Christian Rahardi di Jakarta pada tanggal 16 September 1949 di keluarga Laurens Rahadi (Lauw Tek Kang), seorang wirausaha keturunan Betawi-Tionghoa, dan Hanna Rahadi (Khoe Hian Eng), seorang ibu rumah tangga keturunan Sunda-Tionghoa. Dia anak kedua dari tiga anak laki-laki dari pasangan Kristen tersebut.
Singkat cerita, Chrisye kemudian mendapat hidayah dan memutuskan menjadi muallaf, masuk Islam pada tahun 1982 Chrisye masuk Islam. Pada tanggal 12 Desember 1982 Chrisye dan Gusti Firoza Damayanti Noor, seorang wanita keturunan Minang, asisten Guruh Soekarno Putra.
Takdir, tak ada yang tahu. Pada bulan Juli 2005 dibawa ke Rumah Sakit Pondok Indah karena sesak napas. Setelah 13 hari dirawat, dia dipindahkan ke Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura, di mana dia dinyatakan mengidap kanker paru-paru.
Pada 30 Maret 2007, Chrisye meninggal pada pukul 4:08 WIB di rumahnya di Cipete, Jakarta Selatan. Dia dikebumikan di TPU Jeruk Purut hari itu juga.
Ia meninggalkan seorang istri, Gusti Firoza Damayanti Noor dan empat orang anak; Rizkia Nurannissa, Risty Nurraisa, Rayinda Prashatya dan Randa Pramasha.
Chrisye Muallaf yang Taat
Meski muallaf, Chrisye merupakan sosok Muslim yang taat beribadah. Sebagai penyanyai, begitu banyak album yang dihasilkan Chrisye. Namun ada sebuah lagu religi yang sangat menyentuh hati, berjudul “Ketika Tangan dan Kaki Berkata.” Lirik lagu itu dibuat oleh seorang sastrawan dan penyair Muslim ternama, yaitu Buya Taufik Ismail.
Ketika Tangan dan Kaki Berkata
Lirik : Taufiq Ismail
Lagu : Chrisye
Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita
Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita bila harinya
Tanggung jawab tiba
Rabbana…
Tangan kami…
Kaki kami…
Mulut kami…
Mata hati kami…
Luruskanlah…
Kukuhkanlah…
Di jalan cahaya….
sempurna
Di sinilah Buya Taufik Ismail menceritakan kisah haru di balik lirik tersebut, dalam sebuah acara diskusi di Jakarta Islamic Center, pada Selasa (23/8/2016). Bagaimana kisah selengkapnya? Simak penuturan beliau dalam video ini.
https://youtu.be/oUJNq_meZIo