JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menyayangkan Presiden Joko Widodo yang mengangkat Gories Mere sebagai staf khusus bidang intelijen.
Menurut Dahnil, pengangkatan Gories Mere telah mengabaikan history masa lalu. Pasalnya, sepak terjang Gories yang pernah menjabat sebagai Komandan Densus 88 tersebut, sangat buruk di mata umat Islam.
“Saya termasuk yang menyayangkan ketika Presiden memutuskan mengangkat staf khusus bidang intelijen yang kemungkinan juga akan mengurusi isu-isu terorisme, yaitu Gories Mere,” kata Dahnil Anzar Simanjuntak dalam konferensi pers Tim Evaluasi Penanganan Terorisme di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Jum’at (15/7/2016).
Ia menganggap selama ini, penanganan terorisme di Indonesia di luar bingkai hukum, punya kecenderungan pelanggaran HAM dan kecenderungan stigmatisasi terhadap kelompok tertentu.
Dahnil juga menyebut adanya potensi terorisme yang dilakukan oleh negara (State Terrorism), serta miskin akuntabilitas dalam penanganan terorisme selama ini.
“Ada potensi state terrorism, ada potensi konspirasi global,” imbuhnya. [AW]