Bersyukurlah kita kepada Allah Ta’ala, apapun nasib yang terjadi pada diri kita. Sejelek dan seberat apapun ujian kita, tak ada apa-apanya bila dibandingkan ujian super berat bayi Muhammad Fatir. Dalam usia dua tahun, ia harus berjuang hidup dengan kesulitan yang tak bisa dipikul oleh manusia dewasa sekalipun. Ia terlahir tanpa otak sempurnya, tanpa tempurung kepala, tanpa hidung dan tanpa tangan.
JAKARTA, Infaq Dakwah Center (IDC) – Tak ada yang menyangka bila bayi yang terlahir dengan kelainan fisik begitu parah ini masih diberi rizki untuk bernafas. Padahal dokter ahli yang menangani telah memvonis Fatir hanya bisa bertahan beberapa bulan saja pasca dilahirkan ke dunia. Namun Allah Ta’ala berkehendak lain, di usianya yang menginjak dua tahun, Fatir terus berjuang untuk hidup.
Muhammad Fatir adalah putra kedua dari pasangan Muhammad Alit (37) dan Nursanti (24). Sehari-hari, sang ayah hanya bekerja sebagai tukang sapu (petugas kebersihan) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat. Sementara Nursanti, hanya seorang ibu rumah tangga.
Dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, di ibukota ini mereka hanya bisa tinggal di gubuk kayu yang dikontrak dengan biaya sewa 800 ribu rupiah perbulan. Rumah kontrakan ini sebenarnya tergolong tak layak untuk standar kesejahteraan. Selain pengap, juga sangat sempit; ruang tamu, kamar tidur, hingga kamar mandi jadi satu.
Masya Allah..!!! Sudah hidup dalam kemiskinan, mereka masih diuji dengan penderitaan putranya, Muhammad Fatir yang sakit dan terlahir dengan kelainan fisik.
Muhammad Fatir terlahir dua tahun lalu dengan kondisi miris. Kepalanya membesar seperti penderita hydrocephalus dengan kelebihan cairan di otak. Namun, lebih parah dari itu, Fatir tak memiliki otak yang sempurna serta tak memiliki tempurung kepala. Menurut diagnosa dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Fatir menderita Alobar Holoprosensefali tipe sindromik.
…Begitu menyedihkan.. Mata sebelah kanannya tak bisa melihat, hidungnya tak ada dan nafasnya pun tersengal-sengal. Kepalanya semakin membesar hingga sebesar bola basket. kepala Fatir yang membesar itu sempat pecah ketika dirawat di rumah sakit…
Begitu menyedihkan, urat-urat di kepala Fatir menonjol dan menghitam. Mata sebelah kanan Fatir tak bisa melihat, hidungnya tak ada dan nafasnya pun tersengal-sengal. Hal itu terjadi lantaran raut wajahnya tertarik kulit kepala Fatir yang semakin lama semakin membesar hingga sebesar bola basket. Bahkan, menurut Nursanti, kepala Fatir yang membesar itu sempat pecah ketika dirawat di rumah sakit.
Tak hanya itu, Fatir juga menderita Sindrom Tetra Amelia, yakni cacat bawaan sejak lahir tanpa lengan kanan dan tangan kiri tak memiliki telapak tangan. Laa hawla wa laa quwwata illa billaah..!!
Hingga kini, bayi Fatir belum mendapatkan tindakan berarti. Ia masih dirawat di rumah kontrakan. Orang tuanya pun hanya sesekali mengantar berobat jalan, sambil menunggu dilakukannya operasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
“Sampai saat ini belum dilakukan tindakan operasi, karena masih nunggu ruang PICU di RSCM, jadi saya hanya rawat jalan,” kata Nursanti kepada Relawan IDC, pada Kamis lalu.
Bagaimanapun kondisi putranya, Nursanti tak pernah menyesal dan malu. Ia selalu berusaha tabah dan sabar menghadapi ujian berat ini. Penuh kasih sayang ia rawat putra tercintanyadari mulai memandikan, hingga hal yang agak rumit yakni memberinya makanan cair.
“Alhamdulillah Allah masih memberikan umur, mungkin supaya kenal dulu sama orang tuanya, pingin ngerasain disayang,” tuturnya.
Nursanti terus berusaha agar putranya segera mendapatkan penanganan dari pihak RSCM, sehingga penyakit yang dideritanya bisa segera sembuh.
…Ujian yang diderita Fatir adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya merasakan kesakitan juga…
PEDULI KASIH UNTUK MUHAMMAD FATIR
Alit, sang ayah berharap para muhsinin bisa membantu pengobatan anaknya. Meskipun selama ini pengobatan ditanggung BPJS, namun terkadang ada saja obat-obatan yang harus ditebus di luar BPJS. Selain itu, untuk perawatan sehari-hari Fatir juga membutuhkan biaya yang cukup tinggi, seperti pembelian makanan cair setiap bulan mencapai 3 juta rupiah. Itu belum termasuk biaya transportasi, serta biaya hidup sehari-hari ketika dirawat di rumah sakit.
“Kami berharap ada donatur yang membantu biaya kebutuhan perawatan anak saya seperti belu susu, pampers dan ongkos mondar-mandir ke rumah sakit,” kata Muhammad Alit pada kesempatan yang sama.
Ujian berat yang diderita ananda Muhammad Fatir adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Infaq untuk membantu meringankan musibah sesama muslim insya Allah akan mengantarkan menjadi pribadi beruntung yang berhak mendapat kemudahan dan pertolongan Allah Ta’ala. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ, و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya…” (HR Muslim).
Meski tak bisa menyembuhkan penyakit dan kelainan ananda Fatir, minimal mari kita bantu secercah senyum kebahagiaan dengan meringankan beban kebutuhannya.
“…Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberikan kegembiraan kepada orang lain atau menghapuskan kesusahan orang lain, atau melunasi hutang orang yang tidak mampu untuk membayarnya…” (HR Thabrani).
Infaq untuk membantu pengobatan ananda Muhammad Fatir bisa disalurkan dalam program Infaq Darurat IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syar’iah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: infaqdakwahcenter.com.
- Bila bantuan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08999.704050, 08567.700020; PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0
https://youtu.be/cq4T_EN6LJ8