PANJIMAS.COM – Pakar Kristologi, sekaligus dai dan penulis buku, Ustadz Masyhud SM memaparkan bantahan sebagian pihak yang membolehkan mengucapkan selamat natal.
“Kalau menghadiri perayaan natal, MUI sudah mengeluarkan fatwa haram,” kata Ustadz Masyhud dalam sebuah video berjudul Hukum Mengucapkan Selamat Natal, yang diunggah pada Rabu (23/12/2015). (Baca: Fatwa MUI, Haram Umat Islam Mengikuti Natal Bersama)
Umumnya, orang Islam mengucapkan selamat natal untuk membalas sikap kaum Nasrani yang mengucapkan selamat Idul Fitri.
Padahal, sikap orang Nasrani mengucapkan selamat kepada agama lain sebenarnya adalah hal terlarang dalam ajaran mereka.
“Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya.” (2 Yohanes 1:10)
Jika demikian halnya, sebagai bentuk toleransi agar tak melanggar ajaran masing-masing, tak perlu satu pihak mengucapkan selamat hari raya pada pihak lain.
Namun di sisi lain, ada pula orang Islam yang memberikan dalil bolehnya mengucapkan natal, dari surat Maryam ayat 33.
وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. (QS. Maryam: 33).
Padahal sejatinya, ayat tersebut tidak ada kaitannya dengan natal. Sebaliknya, ayat tersebut berkaitannya dengan ayat sebelumnya yang menegaskan bahwa Nabi Isa adalah Hamba Allah dan NabiNya.
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا (30) وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا (31) وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا (32
Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (QS. Maryam: 30-32).
“Jadi sangat tidak patut surat Maryam ayat 33 digunakan sebagai dalil untuk mengucapkan selamat natal,” ujarnya.
Ustadz Masyhud juga mengimbau agar kaum Muslimin tidak bermain-main dalam permasalahan aqidah.
“Oleh karena itu kita jangan bermain-main masalah aqidah, kita harus tegas. Sebab seandainya kita mengucapkan selamat natal, berarti kita menyetujui bahwa Nabi Isa atau Yesus adalah anak Tuhan atau Tuhan sekaligus,” imbuhnya. [AW]
BERIKUT INI KUTIPAN VIDEO SELENGKAPNYA
https://www.youtube.com/watch?v=4zeUt6_YuQk&feature=youtu.be