JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), KH Ahmad Shabri Lubis menegaskan tidak ada maksud Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab menghina adat Sunda.
Hal ini disampaikan Kyai Shabri -sapaan akrabnya- sebagai klarifikasi, di mana ia menyaksikan sendiri ketika Habib Riziq menyampaikan ceramah di pertigaan Pasar Rebo, Purwakarta, Jawa Barat pada Jum’at (13/11/2015).
“Kebetulan saya hadir dalam ceramahnya, sedang memilah, memposisikan pada tempatnya antara adat dan syariat,” kata KH Ahmad Shabri Lubis kepada Panjimas.com, pada Rabu (25/11/2015).
Menurut Kyai Shabri, tak ada untungnya bagi FPI menghina adat, sehingga tak mungkin hal itu dilakukan. (Baca: Sampurasun, Ini Kritik Imam Besar FPI pada Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi)
“Tidak ada, mau ngapain? Untungnya apa kok kita menghina adat?” tegasnya. (Baca: Ketua Umum FPI: Kami Siap Hadapi Siapa Saja yang Halangi Dakwah di Jawa Barat)
Untuk itu ia mengingatkan agar masyarakat Sunda tak terpancing adu domba kaum liberal.
Ceramah Habib Rizieq
Berdasarkan pantauan di situs berbagi video, Youtube, channel Markaz Syariah telah mempublis setidaknya dua video ceramah Habib Rizieq Syihab di Pasar Rebo, Purwakarta, Jawa Barat.
Ceramah Habib Rizieq Syihab di Purwakarta yang paling utuh berjudul “Selamatkan Purwakarta dari Kemusyrikan” diunggah oleh Channel Markaz Syariah pada Ahad (15/11/2015), berdurasi 1 jam 43 menit 5 detik.
Sementara itu, Channel Markaz Syariah juga mengunggah kembali kutipan ceramah Habib Rizieq dengan judul “INI Ceramah Habib Rizieq yang dipotong pendukung Dedi Mulyadi untuk ADU DOMBA Masyarakat” dengan durasi 10 menit 13 detik.
Video tersebut bila disaksikan dengan seksama maka akan didapat gambaran utuh, maksud dari ceramah Habib Rizieq.
Berbeda dengan video potongan berdurasi 43 detik, dengan kualitas audio visual yang buruk dan mengalami editing yang diunggah akun Muhammad Nazar, namun kini telah dihapus. [AW]
https://www.youtube.com/watch?v=E6oKWtNtlvk&feature=youtu.be