RELAWAN IDC SALURKAN BANTUAN UNTUK USTADZ MULYADI DI BULAN RAMADHAN
JAKARTA (Panjimas.com) – Relawan Infaq Dakwah Center (IDC) kembali menyalurkan bantuan untuk Ustadz Mulyadi, dai dan pengurus Mushalla yang menderita diabetes akut, hingga kakinya membusuk.
Relawan IDC sebelumnya telah menyalurkan dua kali bantuan berupa uang untuk biaya berobat dengan total lebih dari Rp 12 juta Rupiah. Kali ini untuk ketiga kalinya, relawan IDC menyalurkan bantuan sebesar Rp 10 juta rupiah untuk biaya pengobatan diabetes Ustadz Mulyadi.
Bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1436 H yang lalu, Relawan IDC sengaja datang ke Rumah Ustadz Mulyadi untuk melihat kondisi terkini kaki beliau yang sempat membusuk. Alhamdulillah, ketika disambangi di rumah kontrakannya, di Kampung Pulo Jahe, Jatinegara, Jakarta Timur, kondisi kesehatan Ustadz Mulyadi menunjukkan perkembangan yang mulai membaik. Ia kini sudah bisa berjalan dan kakinya sudah tidak merasakan sakit. Namun demikian, perban masih membalut kaki kirinya, lantaran lukanya masih cukup lebar.
Semangat Ustadz Mulyadi untuk beribadah di bulan suci Ramadhan sangat besar. Hal itu ia tunjukkan dengan berusaha untuk beraktivitas di mushalla Al-Furqan yang didirikannya sejak 10 tahun silam. Karena tak memiliki penutup kaki yang memadai, Ustadz Mulyadi mengenakan plastik guna melapisi perban di kakinya dan berjalan tertatih menggunakan tongkat untuk menuju mushalla Al-Furqan yang letaknya di gang sempit, berjarak sekitar 250 Meter dari rumahnya.
Ustadz Mulyadi yang kini lebih sering menghabiskan waktunya di Mushalla untuk beribadah itu, kini sudah bisa adzan dan mengimami shalat.
Meski sudah terlihat membaik, namun Ustadz Mulyadi masih membutuhkan bantuan untuk terus mengobati kakinya yang membusuk agar benar-benar sembuh. Selain itu, ia juga membutuhkan rumah tinggal yang layak bagi istri dan anak-anaknya, lantaran saat ini dirinya masih tinggal di rumah kontrakan sempit dan kumuh di Kampung Pulo Jahe, Jatinegara.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejak tertimpa musibah diabetes, Ustadz Mulyadi tidak bisa bekerja dan berdakwah. Dengan kondisi kaki membusuk, ia tinggal di rumah petak yang tak layak huni. Sementara beban biaya hidup, biaya pengobatan dan biaya pendidikan anak-anak di pesantren terus menumpuk.
Sudah sembilan tahun lamanya Ustadz Mulyadi (53), menderita diabetes yang akut. Namun penyakitnya itu sama sekali tak dirasakannya, demi aktivitas dakwah yang dipusatkan di mushalla Al-Furqan Pulo Jahe di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Dalam kondisi sakit dan ekonomi sulit, beban keluarga yang dipikulnya sebagai kepala keluarga juga semakin menggunung. Dari pernikahannya dengan Ruqiyah, Ustadz Mulyadi memiliki empat orang anak. Putri pertama Fahassahru Zuhro (20) santriwati yang baru lulus dari pondok pesantren di Jawa Tengah. Anak kedua dan ketiga, Faizah Shahihah (18) dan Faqih Mukhlis (14) masih sekolah SMA dan SMP di sebuah pesantren Jepara, Jawa Tengah. Sedangkan putri bungsunya, Fildzah Masturoh (9) masih duduk di bangku madrasah ibtidaiyah Al-Wathoniyah Jakarta. Selain biaya hidup, biaya berobat dan kontrak rumah, Ustadz Mulyadi harus membiayai pendidikan ketiga anaknya sekitar Rp 1.200.000 perbulan.
INFAQ DARURAT PEDULI USTADZ MULYADI
Musibah yang dialami Ustadz Mulyadi adalah penderitaan kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Dengan membantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
Bagi kaum Muslimin yang terpanggil untuk membantu meringankan biaya pengobatan Ustadz Mulyadi bisa mengirimkan donasi ke program Dana Infaq Darurat (DINAR) IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syariah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a/n: Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, no.rek: 631.0230.497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Bantuan disalurkan dalam bentuk: bantuan pengobatan, biaya hidup selama sakit dan beasiswa ketiga anaknya.
- Bila biaya pengobatan Ustadz Mulyadi tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08567.700020 – 08999.704050
- PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0.
LIHAT VIDEO SELENGKAPYA: