JAKARTA (Panjimas.com) – Entah apa yang ada dalam pikiran Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang berbicara dengan entengnya menyebutkan bahwa bencana banjir yang terjadi di Ibu Kota belum dalam tahap siaga darurat.
Padahal kenyataan di lapangan, banjir kali hampir meluas dari sebelumnya dan nyaris melumpuhkan seluruh aktivitas warga. Bahkan Istana Negara dan tempat Ahok berkantor di Balaikota pun sempat terendam banjir.
Bahkan begitu sembrono Ahok menjadikan patokan Jakarta belum darurat banjir jika Kampung Pulo belum tenggelam.
“Saya dibilangin sama (pemerintah) pusat kenapa enggak mau (menetapkan status) siaga darurat. Menurut saya, belum siaga darurat kok, Kampung Pulo saja belum tenggelam,” kata Basuki, di Balai Kota, Senin (9/2/2015) malam.
Entah pura-pura tak tahu atau tak mau tahu, sejak kemarin sebenarnya Kampung Pulo sudah tenggelam karena banjir.
Ribuan warga Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, sudah mengungsi setelah banjir merendam wilayah tersebut.
Kapolsek Jatinegara Kompol Dasril sendiri telah menyatakan, ada 228 KK dengan jumlah 815 jiwa yang mengungsi di RS Hermina, 84 KK dengan jumlah 307 jiwa mengungsi di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, dan 20 KK dengan jumlah 55 jiwa mengungsi di Pos RW 03 Kelurahan Kampung Melayu.
“Banjir pada pukul 04.00. Banjir dengan ketinggian 220 cm. Pada pukul 07.00, genangan air mencapai 3 meter dengan jarak 15 meter dari bantaran kali,” ujarnya Selasa (10/2/2015).
Jika bukti di lapangan itu belum membuka mata Ahok, harus berapa banyak lagi warga mengungsi agar bisa dianggap Kampung Pulo tenggelam dan Jakarta darurat banjir? [AW/kps, okz]
https://youtu.be/70BOzHdw6mY