REKAYASA KOTOR PEMKOT BEKASI – YIA
DALAM PENGAMBILALIHAN MMR SECARA PAKSA
[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=r42i9k0YqN8]
BEKASI (Panjimas.com) – Hari Ahad, 20 April 2014 tanpa surat pemberitahuan apa-apa kepada Pengurus DKM yang ada, sekitar jam 08.30 WIB tiba-tiba saja serombongan orang yang mengatasnamakan Pemkot Bekasi dikomandani oleh Asda II, Camat Bekasi Selatan diikuti oleh Pengurus Yayasan Islam Al-Anshor (YIA) beserta tokoh lokal yang mengikut-sertakan kelompok berseragam hitam-hitam bertuliskan FBR dan beberapa orang oknum berseragam putih-putih bertuliskan FPI, jumlahnya tidak kurang dari 300 orang, masuk kedalam masjid di lantai atas, tidak ketinggalan pasukan satpol PP dan beberapa truk polisi yang bersiaga diluar masjid.
Maksud kedatangan mereka ke Masjid Muhammad Ramadhan dengan alasan :
- Menetapkan masjid ini sebagai Masjid Raya Bekasi Selatan
- Mengganti seluruh kepengurusan DKM yang ada dengan DKM bentukan Pemkot Bekasi
Terasa sekali kejanggalan rekayasa tersebut diatas, karena tidak pernah sekalipun Pengurus DKM yang ada diajak berembug atau diajak bicara sebelumnya, ada apa ini sebenarnya ??? Apakah ini semata-mata Pemkot ingin menunjukkan kekuasaannya dengan semena-mena memasuki wilayah internal kemasjidan ???
Mari sama-sama kita lihat fakta dan bukti secara jernih :
- Masjid Muhammad Ramadhan sejak diresmikan beroperasi pada tahun 2004 sudah memakai nama “Masjid Jamie’ Muhammad Ramadhan” itu dapat terlihat jelas di papan nama pagar depan masjid.
- Tanpa penetapan dari Pemkot Bekasi yang inigin menamakan sebagai “Masjid Raya” maka dengan izin Allah SWT saat ini jamaah jum’at nya sudah melebihi 1000 orang, sehingga masjid yang terdiri dari dua lantai itu penuh, begitu pula dengan sholat-sholat berjama’ah 5 waktu Alhamdulillah jumlahnya bisa memenuhi 3-4 shaf dilantai atas.
- Masjid ini berdiri atas dana swadaya masyarakat sekitar dan dana dari seorang waqif, menghabiskan biaya sekitar 2,4 milyar rupiah pada saat itu.
- Kajian-kajian rutin yang diselenggarakan, mulai dari kajian Bapak-Bapak, kajian MT Ibu-ibu beserta binaannya, sampai kajian untuk para tukang ojeg terselenggara dengan baik, termasuk pengajian TPA untuk anak-anak baik pagi maupun petang setiap harinya, belum lagi baksos yang dilaksanakan setiap 3-4 bulan sekali bagi masyarakat sekitar pada khususnya dan masyarakat Bekasi pada umumnya.
- Masjid Muhammad Ramadhan bukan masjid ekslusif, masjid ini terbuka untuk umum yang dinisbatkan sebagai benteng aqidah ummat Islam dalam mencegah kegiatan-kegiatan pemurtadan dan kristenisasi.
- DKM diberi amanah oleh waqif untuk mengoperasikan masjid ini.
Atas dasar apa kemudian Pemkot Bekasi bersama-sama dengan YIA mengambil-alih secara paksa pengelolaan masjid yang sudah cukup makmur tersebut ???
Tidak ada klausul Pemkot mencampuri urusan internal kemasjidan, apalagi masjid ini didirikan bukan dengan dana APBD, tapi murni dana masyarakat dan dana waqaf !!!
Fakta dan bukti paska pengambil-alihan paksa masjid oleh Pemkot Bekasi :
- Fisik bangunan tetap seperti semula, bahkan plang wajib berjilbab dan dilarang merokok dicabut, termasuk plang kantor perwakilan TPM Bekasi.
- DKM baru bentukan Pemkot Bekasi, didominasi oleh orang-orang YIA, ini jelas sekali adalah siasat kotor YIA yang ingin menguasai masjid sebagai organ struktur yayasan yang sudah berkali-kali dilakukan dengan kegagalan. Padahal YIA dalam suratnya kepada Pemkot Bekasi sudah menyerahkan asset berikut pengelolaan masjid kepada Pemkot. Disini terlihat adanya konspirasi jahat tanpa alas hak yang jelas Pemkot Bekasi memaksakan kehendak semata-mata dengan kekuasaan yang dimiliki secara berlebihan dan arogan, lalu menyerahkan pengelolaan masjid kembali kepada YIA, bukan kepada pihak yang netral.
- Seluruh asset masjid yang merupakan hasil infaq jama’ah diambil secara paksa, kunci-kunci pintu masjid diganti keseluruhan, marbot dan para petugas yang tinggal didalam masjid diusir.
- Seluruh kegiatan DKM yang lama dilarang dilanjutkan, harus ada ijin baik dari Ketua DKM baru dan Camat Bekasi Selatan, termasuk pengajian Ibu-ibu yang sudah berjalan bertahun-tahun dan anggotanya sudah lebih dari 200 jama’ah terpaksa dilakukan diluar/dihalaman masjid, begitu pula pengajian anak-anak TPA yang berjumlah 57 orang, terpaksa dipindahkan kegiatannya ke Masjid Al Muhajirin Galaksi, sehingga kemakmuran masjid Muhammad Ramadhan menjadi hilang. Belum lagi pelaksanaan sholat rutin 5 waktu yang hanya dilakukan kurang dari 10 jama’ah. Sungguh ironis melihat kondisi masjid paska pengambil-alihan tersebut.
- Tidak mungkin bisa dipungkiri, bahwa masyarakat muslim sekitar dan waqif yang menyumbangkan dananya untuk membangun masjid ini pastinya sangat sedih dan terluka dengan kondisi paska pengambil-alihan masjid ini oleh Pemkot dan dikelola oleh YIA. Allah SWT pasti murka atas kelakuan orang-orang yang sombong dan arogan, apalagi ini dilakukan di masjid yang notabene rumah Allah SWT, dimana seharusnya etika dan sopan santun dijunjung tinggi. Ini suatu bukti mereka tidak becus dalam mengurus masjid.
Dari bukti dan fakta diatas, kita sebagai ummat muslim punya kewajiban untuk memperbaiki keadaan ini, karena kalau dibiarkan berlarut-larut dan tidak peduli lagi terhadap kondisi masjid yang sangat memprihatinkan ini, Allah SWT akan murka dan kita sudah pasti akan terkena imbas dari Azab Allah ini. Ayo bangkit hamba-hamba Allah, rebut kembali, pertahankan dan kita makmurkan rumah Allah yang mulia dengan jihad fi sabilillah….Allahu Akbar….Allahu Akbar….Allahu Akbar !!! [AW]