BOGOR (Panjimas.com) – Jurnalis Islam Bersatu (JITU), kembali menggelar Dauroh bagi para jurnalis Muslim untuk kedua kalinya. Dauroh JITU ke-2 itu diikuti oleh 20 orang peserta dari berbagai daerah, diantaranya Makassar, Bojonegoro, Solo, Tasikmalaya, Bekasi, Jakarta dan lainnya. Acara tersebut diselenggarakan selama dua hari, sejak Sabtu hingga Ahad, 28-29 Mei 2016 di Villa Dewi Sri, Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Alhamdulillah, para peserta sangat antusias mengikuti Dauroh JITU. Mereka termotivasi mengikuti dauroh ini, guna menambah wawasan keilmuan jurnalistik Islami dan jalinan ukhuwah sesama jurnalis Muslim.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum JITU, Agus Abdullah menyampaikan bahwa organisasi yang dipimpinnya berusaha menjadi wadah pemersatu bagai para jurnalis Muslim.
“Kita di JITU mempunyai visi menjadi wadah bagi para jurnalis yang bekerja di berbagai media. JITU ini adalah organisasi profesi, sehingga ketika nanti teman-teman lulus, berarti telah bergabung dalam organisasi para jurnalis Muslim,” kata Agus Abdullah di hadapan para jurnalis Muslim, Sabtu (28/5/2016).
Usai memberikan sambutan dan membuka Dauroh, oleh Ketua Umum JITU, acara dilanjutkan dengan sesi ta’aruf antar sesama jurnalis. Kemudian, disambung dengan pemaparan sejarah berdirinya JITU oleh salah seorang pendiri, Ades Satria. Setelah itu, kajian tentang kode etik jurnalis Muslim, oleh Anggota Dewan Syuro JITU, Mahladi Murni.
Ada hal penting yang disampaikan oleh Anggota Dewan Syuro JITU, Mahladi Murni. “Bahwa, ketika seorang sudah mengikrarkan dirinya sebagai jurnalis Muslim, maka inilah jalan untuk berjuang menegakkan agama ini,” ujarnya.
Ia menekankan, seorang jurnalis Muslim harus memiliki keteguhan sikap ketika berbagai ujian datang melanda. Sebab akan banyak pihak yang merasa terganggu kepentingannya dengan dakwah Islam ini.
“Kejadian pemblokiran kemarin adalah fakta bahwa kita akan banyak gangguan. Panjimas.com yang diganggu dengan Ddos, seolah dikunjungi oleh sekian banyak pengunjung, kemudian drop, itulah gangguan. Kemudian akan ada banyak gangguan-gangguan lagi di masa mendatang,” ucapnya.
Oleh sebab itu, ada tiga hal yang harus diperkuat para jurnalis Muslim dalam berjuang. Pertama, para jurnalis Muslim perlu bersatu. Kedua, kita harus menyusun strategi bersama. Ketiga, kita harus menaati kode etik jurnalis Muslim.
Demikian nasihat Dewan Syuro JITU kepada para jurnalis Muslim. Hingga berita ini diturunkan, acara Dauroh JITU masih berlangsung. [AW]