RAQQA, DAULAH ISLAMIYAH (Panjimas.com) – Telah meningkat menjadi kurang lebih 130 orang korban meninggal akibat dari serangan pesawat tempur rezim Nushairiyah di kota Raqqa, sebelah timur laut Suriah. Pada saat yang sama, tak ada suara internasional, negara Arab maupun negeri Muslim yang mengutuk pembantaian tersebut.
Menurut sebuah sumber koresponden medis dari rumah sakit kota ke Anatolia, ketika ia mendatangi ke rumah sakit tersebut terdapat 130 jenazah, kemudian menunjuk ke keberadaan lebih dari 50 orang terluka yang dirawat di rumah sakit itu, dimana mereka berada dalam kondisi kekuarangan peralatan medis yang memadai guna melakukan pengobatan penting dalam jumlah besar
Pemboman itu juga menyebabkan kerusakan lebih dari tiga puluh bangunan perumahan, sekitar empat puluh toko, dan menyebarkan kepanikan di antara warga kota, pada hari-hari paling berdarah yang mereka alami.
Pesawat Tempur Nushairiyah Silih Berganti Membombardir Kota Raqqa bersama Pesawat Tempur Koalisi Salibis dan Arab.
Pesawat-pesawat rezim Nushairiyah silih berganti dengan pesawat koalisi Salibis membom kota Raqqa, di mana koalisi Salibis beberapa waktu lalu telah menargetkan sebuah sekolah dasar bagi (penyancandang cacat, red) orang-orang tuli dan bisu, yang juga menyebabkan kehancuran dan kerusakan banyak bangunan perumahan di sekitarnya.
Sumber-sumber medis mengatakan bahwa serangan kemarin telah menargetkan sejumlah tempat di dalam kota Raqqa dan bahwasanya di lokasi tersebut sejumlah keluarga yang hancur luluh lantak. Sedangkan mereka yang menghuni kota Raqqa terdapat sekitar setengah juta orang.
Sepuluh serangan juga menyasar sebuah pasar, penduduk/warga sipil di dekat museum dan Kawasan Industri dan daerah sekitar masjid Al-Hana.
Aktivis mengatakan roket-roket (bom vakum) yang digunakan dalam pengeboman. Gambar-gambar televisi menunjukkan bekas dari darah korban, yang entah apakah saat itu mereka berada di rumah atau di tempat terbuka yang penuh sesak dengan orang-orang.
Ini merupakan serangan pesawat tempur rezim pemerintah Suriah paling biadab dari beberapa minggu terakhir, dan serangan yang sama juga menjadikan wilayah di kota baru-baru ini mengalami pengeboman pesawat tempur koalisi Salibis, sementara mereka beralasan menargetkan basis dari Daulah Islamiyah.
Namun sayangnya, suara dunia internasional justru absen mengutuk pembantaian brutal tersebut.
Penduduk Suriah memandang bahwa rezim Bashar Al-Assad adalah pihak yang paling pertama diuntungkan dari serangan koalisi Salibis internasional terhadap Daulah Islamiyah. [AW/dwlhq]