Renungan :
Kita harus menghormati hukum. Tapi kita juga tidak bisa menerima hukum diperalat untuk kepentingan politik dan untuk membidik serta menjerat orang-orang yang tidak disukai dengan pasal-pasal karet yang ada sehingga yang bersangkutan tersungkur di depan kekuasaan yang berbau tyranic.
Kalau negeri ini mau aman, tentram dan damai maka penegakan hukum tidak boleh tajam ke pihak tertentu dan tumpul kepada pihak tertentu. Tajam kepada pihak yang tidak memegang kekuasaan dan tumpul kepada yang lagi memegang kekuasaan. Rakyat tidak buta dan pekak atau tuli. rakyat juga punya hati dan pikiran.
Mereka tahu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang pancasilais dan mana yang tidak pancasilais. Oleh karena itu hukum jangan dirusak dengan perilaku-perilaku yang tidak terpuji. Jangan biarkan mafia peradilan dan mafia hukum bergentayangan merusak negeri. Negeri ini adalah negeri kita bersama.
Oleh karena itu rakyat jangan dibuat tidak percaya kepada hukum dan para penegak hukum, karena kalau itu sampai terjadi maka tunggulah silang sengketa dan kehancuran lah yang akan datang menimpa dan kita tentu saja tidak mau hal itu terjadi .
Untuk itu mari kita jadikan hukum sebagai panglima yang tidak takut dan tidak merasa gentar sedikitpun dalam menghadapi musuh-musuhnya. Musuh hukum itu yang pertama dan yang paling utama adalah ketidak adilan yang hari ini sangat terasa keberadaannya karena dia telah banyak menghiasi hidup dan kehidupan kita dimana yang benar bisa menjadi salah dan yang salah bisa menjadi benar.
Hal ini tentu tidak boleh kita biarkan. Untuk itu mari kita hormati dan tegakkan hukum dengan sebaik-baiknya karena dengan itulah rakyat akan bisa hidup dengan aman, tentram, damai dan bahagia di negeri yang sama-sama kita cinta.
Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI