JAKARTA (Panjimas.com) – Peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), Nuim Hidayat merasa prihatin dengan pemberitaan media cetak Republika akhir-akhir ini, baik pemberitaan dari rubrik berita dalam dan luar negeri.
Hal ini diungkapkan Nuim yang juga pernah menjadi Redaktur Jurnal Islamia Republika dalam akun Facebook (FB)nya pada Kamis (25/9/2014), @nuim.hidayat. Berikut ini surat terbuka Nuim yang diberi judul “Surat Untuk Kawan”.
Surat Untuk Kawan
Saran saya untuk tokoh-tokoh Redaksi Republika cetak, belajarlah kembali politik Islam. Politik Amerika di Timur Tengah dan di dunia Islam. Jangan terlalu kagum sama Amerika dan agen-agennya yang disini. Karena bila anda salah dalam mengambil sikap politik, umat banyak yang sesat. Umat kita banyak yang awam. Mereka kebanyakan ikut kepada pemimpinnya atau media yang selama ini dipercaya membawa suara Islam.
Saya mengikuti Republika cetak misalnya, tidak jelas ketika pilpres, mendukung Jokowi atau Prabowo. Tidak jelas sikapnya terhadap politik Amerika di Timteng (Irak, ISIS dll). Dalam masalah Israel, Republika jelas sikapnya. Tapi Timteng bukan hanya Israel. Amerika di belakangnya. Jangan lupa kepentingan Amerika di Timteng adalah : menjaga keamanan Israel dan menjaga imperialisme minyaknya di Irak dan sekitarnya.
Mudah-mudahan Republika kembali ke jalan yang benar. Republika adalah koran yang lahir dari ICMI. Tulisan dan sikap politiknya mesti mencerminkan sikap cendekiawan Muslim. Yang tentu berbeda dengan cendekiawan ‘Barat’ yang tidak mengenal Islam. Mudah-mudahan ada Redaksi Republika yang membaca.
Sampai saat ini saya lebih sreg membeli Republika cetak daripada yang lain. Kalau banyak uang, baru membeli yang lain-lain. Niatnya agar koran yang sejarahnya diniatkan untuk memperjuangkan Islam ini terus berkembang. Wallahu alimun hakim.
Wassalam, NH, yang mengharapkan umat Islam di negeri ini mempunyai media yang berpengaruh luas. Lebih luas daripada media yang dimiliki umat-umat non Islam. [GA]