Panjimas.com- Abdel Bari Atwan jurnalis senior pimpinan redaksi harian Al-Quds Al-Arabi pada Jum’at (30/05/2015) menulis sebuah artikel yang menjelaskan kekhawatiran Amerika Serikat terhadap perkembangan jihad di Suriah, berikut artikel selengkapanya:
Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi pemimpin Daulah Islam Iraq dan Syam, patut bergembira saat ia mengetahui pidato yang disampaikan Barrack Obama hari Rabu(28/05/2014) di Kampus Militer West Point, ia menyatkan bahwa Amerika akan menambah bantuan materi dan militer untukkelompok oposisi “moderat” Suriah, sehingga berhasil memerangi Rezim Suriah dan kelompok- kelompok islamis Ekstrim.
Syaikh Al-Baghdadi dan para pimpinan jihad lainnya yang mengadopsi ideologi Islam ekstrim yang lebih dekat dengan fikrah Tandzim Al-Qaeda dalam versi aslinya yang diletakkan oleh syekh Usamah bin Laden. Mereka membutuhkan posisi yang jelas setelah bercampunya banyak pemikiran di bumi Suriah untuk membedakan antara mereka dengan kelompok bersenjata lainnya, yang kami maksud posisi yang jelas ialah dimasukkannya mereka dalam daftar “teroris” serta sikap permusuhan terhadap Amerika Serikat dan boneka- bonekanya, terkhusus para pemimpin Arab.
Presiden Obama mengikuti dengan penuh rasa khawatir dan cemas laporan- laporan intelejen tentang peningkatan kekuatan jamaah- jamaah jihad di Suriah, Libya, Iraq, Yaman serta wilayah pesisir Afrika, ia menyadari bahwa kebijakan negaranya pada negara- negara “gagal” Timur Tengah melalui intervensi militer langsung maupun tidak langsung dengan berbagai macam jalan, memberikan keuntungan bagi kelompok- kelompok islam ekstrim, untuk menciptaka lingkungan yang tunduk kepada mereka, serta tercukupinya swasembada pangan serta persenjataan.
Pada tahap pertama bagi jama’ah- jama’ah jihad yang terepresantasikan dalam teori pengokohan basis- basisnya yang baru dalam negara-negara gagal serta mencegah pembentukan pemerintahan pusat yang kuat (Yaman dan Libya), bertolak dari itu dimulai serangan- serangan dengan sasaran negara- negara Barat dan AS dengan peratara perekrutan warga Barat ke dalam pasukan mereka, yang selanjutnya pada masa mendatang mereka akan melaksanakan serangan- serangan ini.
Dalam sebuah statistik semi resmi menunjukkan, ada lebh dari 3000 orang dengan asal dan kewarganegaraan Barat pergi berberang di Suriah, diantarany 100 Amerika dan sedikitnya 700 warga Inggris, disamping itu juga orang- orang yang berkewarganegaraan Swedia, Belgia, Prancis, Albania, Bosnia, Serbia dan negara- negara Eropa Timur lainnya.
Namun, beberapa sumber Islamis terpercaya menegaskan pada kami bahwa jumlah pejuang dari barat yang berperang di Suriah berlipat ganda dari angka ini, banyak diantara pemuda yang tergabung dalam lembaga bantuan kemanuisiaan Suriah, berubah dengan cepat pola pikirnya kemudian bergabung dengan kelompok ektrimis dalam aksi pertempuran.
Sebagai contoh, Pemerintah Inggris menangkap 40 orang yang kembali membawa kewarganegaraan Inggris dan mencabut 20 kewarganegaraan lainnya, dibandingkan tahun lalu hanya 25 pejuang. Oleh karena itu, Intelijen Inggris dalam jumlah besar menyebar di gerbang masuk dan keluar di bandara Heathrow, Gatwick dan Manchester dalam rangka menginterogasi mereka yang berangkat dan datang dari Yordania, Suriah, Irak dan Turki untuk mengetahui tujuan kepergian mereka, terlebih jika mereka membawa uang. Dan salah seorang dari mereka diinterogasi ketika aku mau pergi ke Yordania dua bulan lalu.
Maka ada kemungkinan, kemenangan Ekstrimis sayap kanan di Parlemen Eropa baru- baru ini, yang mana kelompok ini terkenal dengan kebenciaanya dan rasisme terhadap puluhan juta muslim Eropa, akan meningkatkan gelombang ekstrimisme para pemuda muslim sebagai bentu reaksi, dimana semakin meningkat pula serangan- serangan kelompok sayap kanan ini atas masjid- masjid dan yayasan- yayasan Islam baru- baru ini.
Meluasnya front- front dan tempat persembunyian yang aman bagi kelompok ekstrimis Islam merupakan alasan kekhawatiran Obama. Di mana ketika Syaikh Usamah bin Laden mendirikan Al-Qaidah tahun 1996 di Afghanistan, keberadaaan tanzim ini terbatas pada daerah-daerah seperti Gunug Tora Bora, Jalalabad, Kandahar dan jauh dari Negara-negara Arab yang banyak menyimpan cadangan minyak, dan kekayaan harta. sekarang, versi tanzim ini yang baru dan lebih berbahaya berada di Irak, Suriah, Yaman, Utara Mali, dan wilayah pantai Afrika di mana hal ini menambah kesulitan menghadapi mereka dibanding waktu lalu.
Prancis mengirimkan tentaranya ke Mali untuk intervensi dan mereka mampu memberangus cabang tanzim ini dalam taraf lokal. Akan tetapi kurang dari setahun, tanzim tersebut kembali menguasai Akdal dan menjadikannya batu loncatan untuk bertolak ke timur dan selatan secara bersamaan, serta meluas ke wilayah Chad, Aljazair, Mauritania, serta Nigeria.
Sementara itu, Tanzim Daulah Islam Irak dan Syam menjadi pewaris syar’i bagi Al-Qaidah menurut beberapa pakar. Karena pertama ia tanzim yang telah melewati batas teritorial, kedua ia terbuka untuk semua pejuang yang datang dari berbagai belahan dunia, yang tidak hanya terbatas warga Suriah dan Irak dan ketiga ia memiliki cabang di Yaman dan pendukung di Maghrib Islami.
Di samping itu, delegasi intelektual dan aktivis Suriah yang tinggal di Amerika Serikat yang mayoritas berada di Aliansi Oposisi Nasional Suriiah (SNC) dipimpin oleh Ahmad Jarba mengajukan permintaan kepada Amerika Serikat agar mengirim drone untuk menghantam markas-markas Daulah Islam Irak dan Syam dalam rangka upaya bersama memberantas “terorisme”. Dalam pendelegasian mereka yang ditandatangani oleh 30 rang menganggap bahwa Tanzim Daulah “teroris” menyerang semua masyarakat dunia. Oleh karena itu, kami tidak heran bahwa Jenderal AS Dempsey, Kepala Staf Gabungan AS, menyatakan bahwa Yordania meminta AS membekalinya drone untuk mengawasi perbatasan panjang dengan Suriah sebagaiman diberitakan Al-Jazeera.
Daulah Islam Irak dan Syam menguasai daerah yang luas di barat Irak dan timur Suriah serta mengendalikan ladang-ladang minyak dan mendirikan kilang minyak sederhana . Ia menugaskan para pegawai untuk mendistribusikan minyak-minyak tersebut di pasar-pasar internal Suriah sebagai sumber pendanaannya di dua negara untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan ini menunjukkan besarnya kekuatan mereka, disisi lain mereka harus menghadapai serangan sengit dari kelompok shahawat dan tentara Irak.
Amerika Serikat, dan antek- antek Arabnya telah menuliskan bagi diri mereka sendir i sebuah dongeng, dan dalam waktu cepat mereka kan terguling. Jika mereka percaya bahwa pesawat Drone dan kelompok oposisi moderat sksn berhasil menaklukan kelompik Islam ekstrim, maka kami katakan mereka salah besar, buktinya 11 tahun mereka di Afghanistan, meskipun telah membunuh lebih dari 5000 orang tapi mereka gagal, mungkin jumlah yang sama di Yaman.
Maka kepentingan Obama untuk melawan kelompok ekstrimis Islam nampaknya akan berjalan sulit, dan bisa jadi mustahil, dan bahkan akan berbalik hasilnya.(habibi/raialyoum)
`