بسم الله الرحمن الرحيم
Ramadhan Bulan Kesungguhan, Ketaatan, Jihad dan Futuhat
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن واله,اما بعد
PANJIMAS.COM – Wahai saudaraku para mujahid, telah kami pilihkan untuk kalian sebuah nasehat yang berharga dari Syaikhul Mujahid Abu Hamzah al Muhajir, Abdul Mun’im al Badawi al Mishriy rahimahullah yang mana nasehat ini pernah ditujukan kepada ikhwan-ikhwan mujahidin enam tahun silam. Yakni sebuah nasehat yang berjudul “Ramadhan, Bulan Jihad dan Pengampunan”, yang akan kami persembahkan secara ringkas dengan sedikit perubahan.
Ia Abu Hamzah al Muhajir rahimahullah berkata:
Segala puji milik Allah Ta’ala, Raja dari para Raja. Maha Suci dari segala keburukan, Maha Agung dari kezaliman, yang Maha Tunggal nan kekal, Maha Mendengar setiap aduan, penghilang segala musibah. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang diutus dengan membawa pedang bebarapa saat sebelum datangnya kiamat sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, sebagai penyeru di jalan Allah Ta’ala dengan izinNya, dan sebagai pelita yang bersinar. Amma ba’du.
Segala puji bagi Allah, Yang Maha Mulia dan Memberi, yang telah menyampaikan kita pada bulan Ramadhan ini. Dan kami ucapkan selamat kepada umat Islam dan para mujahidin yang melakukan ribath, berjaga-jaga di tapal batas kemuliaan dan tanah kebanggaan dari timur hingga barat. Merekalah orang- orang terbaik nan ikhlas, insan yang jujur lagi bersabar, para singa di medan peperangan dan kemenangan, yakni para lelaki Daulah Islamiyyah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة وأغلقت أبواب النار وصدفت الشياطين
“Ketika datang (bulan) Ramadhan, pintu- pintu surga dibuka, dan pintu- pintu neraka ditutup, pun setan-setan dibelenggu” [HR Muslim]
Imam al Qurthubi rahimahullah berkata:
يصح حمله على الحقيقة ويكون معناه إن الجنة قد فتحت وزخرفت لمن مات في رمضان لفضل هذه العبادة الواقعة فيه، وغلقت أبواب النار فلا يدخلها منهم أحد مات فيه
“Diperbolehkan membawa makna hadits ini secara zhahir, yaitu dibukanya pintu-pintu surga di bulan Ramadhan dan dihiasinya orang-orang yang wafat di bulan itu disebabkan oleh keutamaan ibadah di dalamnya. Dan ditutupnya pintu-pintu neraka, sehingga tidak ada diantara mereka yang memasukinya.” [Al Mufhim]
Puasa Ramadhan adalah salah satu rukun dari rukun- rukun Islam yang agung, tak ada penyangga Dien ini kecuali dengan adanya rukun-rukun tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبد الله ورسوله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وصوم رمضان وحج البيت
“Islam dibangun atas lima rukun, bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusanNya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Romadhon dan haji ke Baitullah.”
Imam al Qurthubi rahimahullah berkata:
وإنما خص هذه بالذكر ولم يذكر معها الجهاد مع أنه يظهر الدين ويقمع عناد الكافرين لأن هذه الخمس فرض دائم والجهاد من فروض الكفايات وقد يسقط في بعض الأوقات
“Dalam hal ini, tidak disebutkan jihad dalam rukun-rukun Islam meskipun dengannya Islam menang dan tumpas musnahlah kesombongan orang-orang kafir. Karena lima rukun ini selamanya Fardhu ‘Ain dan tidaklah gugur kewajiban orang-orang yang memenuhi syarat-syarat untuk mengamalkannya. Sedangkan berjihad termasuk ibadah yang Fardhu Kifayah yang bisa gugur di waktu tertentu.” [Al Mufhim]
Beliau menjelaskan bahwasanya apabila jihad menjadi fardhu ‘ain maka jihad tersebut termasuk dari bangunan Islam yang mana tiada penopang dan kemuliaan bagi Islam kecuali dengannya. Kenapa? Karena manfaat umum dari jihad, yang mana meninggalkannya adalah bahaya besar bagi Dien, kehormatan, jiwa, dan harta. Mereka para mujahidin adalah orang- orang yang merealisasikan makna iman dengan jujur, sesuai dengan nash al Qur’an.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” [Al Hujurat 15]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
بيّن أن الجهادَ واجب وتركُ الارتياب واجب ، والجهاد وإن كان فرضاً على الكفاية -أي في حال كونه فرض كفاية- فجميع المؤمنين يُخاطَبون به ابتداءً، فعليهم كلهم اعتقاد وجوبه والعزم على فعله إذا تعيّن
“Allah menjelaskan bahwa jihad dan meninggalkan keraguan hukumnya wajib dan jikalau jihad itu Fardhu Kifayah maka seluruh kaum muslimin masuk dalam perintah ini, sehingga wajib bagi semuanya untuk berkeyakinan atas kewajiban tersebut dan bertekad kuat untuk melaksanakannya ketika hukum Jihad menjadi Fardhu ‘Ain.” [Majmu’ Fatawaa]
Jihad termasuk bagian dari iman bahkan puncaknya yang tertinggi, maka tak layak kalian kehilangan kesempatan untuk ikut dalam bagian yang agung tersebut di bulan ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
انتدب الله لمن خرج في سبيله لا يخرجه إلا إيمان بي وتصديق برسلي أن أرجعه بما نال من أجر غنيمة ولولا أن أشق على أمتي ما قعدت خلف سرية ولوددت إني أقتل في سبيل الله ثم أحيا ثم أقتل ثم أحيا ثم أقتل
“Allah menggembirakan hati orang-orang yang pergi berjihad di jalanNya, yang keluar lantaran iman kepadaKu dan membenarkan para utusanKu. Aku akan membalasnya dengan pemberian pahala dan atau ghonimah yang diperolehnya, atau Aku akan memasukannya ke dalam surga. Dan sekiranya aku (Muhammad) tidak memberatkan umatku, tentulah aku tidak duduk di belakang pasukanku, dan tentulah aku ingin terbunuh di jalan Allah, kemudian aku dihidupkan lagi dan aku terbunuh lagi, kemudian aku dihidupkan lagi dan aku terbunuh lagi.”
Ibnu Bathal berkata:
انتدب الله يريد أوجب الله وتفضل لمن أخلص النية في جهاده أن ينجزه ما وعده
“Allah menggembirakan hati, yakni Allah mewajibkan untuk memenuhi janji-janjiNYa dan memberikan keutamaan kepada seseorang yang ikhlas di dalam berjihad.”
أنعم حياةً في الجهاد وفي الهدى *** إن الجهادَ مجامعُ الإيمانِ
فاحمل سلاحكَ لا يغيبُ بريقهُ *** إنَّ السلاحَ وسامة الفرسانِ
وارمِ بنفسك في النزال فإنما *** لا تقصر الأعمار بالشجعانِ
شهرٌ كريمٌ قد أطلَّ صباحهُ *** قد يرفسُ الخيرَ العظيمَ جبانِ
Nikmatilah hidup berjihad dalam petunjuk… Sesungguhnya jihad adalah berkumpulnya keimanan
Bawalah senjatamu, sungguh kilatannya tak bisa bersembunyi.. Karena senjata ialah hiasan para prajurit berkuda
Lemparkanlah dirimu ke tengah medan pertempuran.. Karena umur tak kan berkurang dengan adanya keberanian
Bulan mulia telah datang… Akan tetapi para pengecut membuang kebaikannya yang agung
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من خير معاش الناس لهم رجل ممسك بعنان فرسه في سبيل الله يطير على متنه كلما سمع هيعة أو فزعة طار على متنه يبتغي القتل أو الموت مظانه
“Sebaik-baik jalan kehidupan manusia adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya dan bergegas maju berjuang di jalan Allah setiap kali mendengar suara musuh yang menakutkan atau sangat mengerikan ia melompat ke atas punggung kudanya untuk mengharapkan kematian.”
Imam an Nawawi rahimahullah berkata,
أي من خير أحوال عيشهم رجلٌ ممسكٌ
“Sebaik-baik kehidupan manusia adalah seseorang yang memegang tali kudanya.”
Imam al Qurthubi rahimahullah berkata,
أي من أشرف طرق المعاش الجهاد
“Jalan kehidupan yang paling mulia adalah jihad.”
Maka renungkanlah -semoga Allah merahmati kalian-, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dalam kata-katanya “mengharap kematian” setelah kalimat “sebaik-baik jalan kehidupan manusia”, menunjukkan bahwa kematian di jalan Allah adalah kehidupan meskipun nafsu yang selalu mengajak kalian pada keburukan mendustakannya, dan syahwat serta syubhat memberatkan kalian.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
“Janganlah kalian mengira bahwa orang yang gugur di jalan Allah itu mati, namun sesungguhnya mereka itu hidup disisi Rabb-nya dengan mendapat rizki.” [QS Ali Imron 169]
Maka bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan syahadah (mati syahid) di bulan mulia ini. Dan jangan kamu mengira bahwa mati syahid adalah barang temuan yang tak berharga, akan tetapi ia sesuatu yang amat berharga yang tidak diperoleh kecuali oleh para pemilik keberuntungan yang besar dan suatu kehormatan yang diperoleh oleh orang-orang yang tinggi derajatnya.
Kemudian, ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada jalan bagi para pengecut dan orang-orang yang lemah nyalinya untuk menuju surga, karena jalan itu hanyalah milik para pemberani nan mulia. Mereka adalah orang-orang yang memiliki jiwa dan Dien yang mulia, menjual jiwa-jiwa mereka kepada Allah dan menapaki jalanNya yang penuh dengan kesungguhan, kekerasan, kelelahan, kematian jiwa dan musnahnya harta sebagaimana jihad adalah jalan kemuliaan dan keagungan.
Dan simaklah kisah-kisah kepahlawanan para pendahulu kita.
Tatkala Kaisar Romawi Armanius ingin mengalahkan kaum Muslimin karena melihat sedikitnya jumlah pasukan dan persiapan umat Muslimin. Mereka membawa bala tentara berjumlah besar sebanyak 200.000 pasukan untuk memerangi Sultan Alib Arsalan. Ketika mereka sampai di Malazgirt, sang Sultan pun mengetahui jumlah besar pasukan Romawi sedangkan pasukan kaum Muslimin pada saat itu hanya terkumpul sekitar 15.000 pasukan berkuda saja. Tibalah waktu pagi, dan bertemulah kedua pasukan tersebut. Sultan Alib meminta kepada mereka untuk melakukan gencatan senjata, namun dijawab oleh sang Kaisar Romawi dengan kata-kata penolakan penuh kesombongan, “Tidak ada gencatan senjata kecuali dengan menyerahkan negara kalian.”
Mendengarnya, sang Sultan marah, sampai terjadilah pertempuran antara kedua pasukan pada hari Jum’at, hari dimana para khotib berada di atas mimbar- mimbar. Maka turunlah sang Sultan dari mimbarnya dan melumuri wajahnya dengan tanah, lalu menangis penuh ketundukan kepada Allah, yang mana kemenangan ada di tanganNya dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Setelahnya, berperanglah kedua pasukan hingga akhirnya Allah memenuhi janjiNya dengan memberikan kemenangan kepada kaum muslimin dan berhasil menghabisi pasukan Romawi. Bumi pun dipenuhi dengan mayat-mayat mereka sedangkan Kaisar mereka tertawan.
Ketika Armanius didatangkan ke hadapan sang Sultan, ia langsung memukulnya tiga kali dengan tangannya yang akhirnya menebus dirinya dengan uang 1500 dinar dan membebaskan semua tawanan kaum muslimin di negerinya.
Wahai para pahlawan… Wahai para Muwahhid Mujahid…
Sesungguhnya pada bulan mulia ini, Allah memberikan pertolongan kepada kalian untuk memerangi kaum kuffar. Dan Allah telah memuliakan kalian dengan memerangi kaum murtaddin dan tentara Salibis. Kalian telah bersabar dalam menegakan Dien ini dan menolong para Dhuafa’, maka kuatkanlah diri kalian -semoga Allah merahmati kalian-.
Amirul Mukminin pernah berkata,
فيجب على كل مسلم قدر الله حق قدره وعظم دين الله وشرعه أن يبذل نفسه رخيصة في سبيل الله
“Wajib atas setiap muslim menghormati Allah ta’ala dengan penghormatan semestinya dan mengagungkan Dienullah, serta syariatNya dengan mengorbankan jiwanya yang murah di jalan Allah ta’ala.”
Beliau juga pernah berkata kepada para ummahat tentang penjara dan tawanan muslimin:
ولكم علينا أن ترين دماءنا تسيل تحت أسوارها حتى ترين أهليكم أحراراً
“Kalian berhak melihat darah-darah kami mengalir di bawah benteng musuh, sampai kalian melihat keluarga- keluarga kalian bebas.”
Wahai tentara Allah, bersikaplah ikhlas, hiduplah berjamaah, teguhkanlah pendirian kalian, berwaspadalah, berdo’a dan bertawakallah. Musuh-musuh berada di hadapan kalian, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah mereka di tempat pengintaian, karena mereka adalah orang-orang yang zalim, kafir ,melampui batas, yang tidak memelihara kekerabatan terhadap kalian dan tidak pula mengindahkan perjanjian, yang membuat kerusakan di muka bumi, yang ingin agar perbuatan keji tersiar di kalangan orang-orang beriman, yang ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana kafirnya mereka maka tidak ada jalan keluar selain mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka bertimbal balik.
Segala puji hanya milik Allah dan tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang zalim.
Saudara kalian
Abu Hamzah al Muhajir
Ramadhan 1430 H
[AW/Azzam]