TAGERANG SEALATAN, (Panjimas.com) – Bertempat di bilangan Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, pada Sabtu, 4 Juni 2016, pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (Dewan Dakwah) Tangerang Selatan (Tangsel) dilantik.
Pelantikan dilakukan oleh Ustadz Misbah atas nama Ketua Dewan Dakwah Provinsi Banten, Dr Syamsudin, yang berhalangan hadir.
Acara ini juga dihadiri perwakilan dari sejumlah ormas seperti Muhammadiyah, Majelis Mujahidin, Hizbut Tahrir Indonesia, dan lain-lain.
Kepengurus Dewan Dakwah Tangsel periode 2016-2019 meliputi Majelis Syura yang terdiri H Farid Hidayat, H Slamet Khoiruddin MA, H Ahmad Zainal Abidin Urra, H Ade Salamun MSi, dan H Muh Luqman Thoha.
Ketua diemban oleh H Hasanudin Arinta Kusrin MH, MSi yang didampingi Wakil Ketua H Alinurdin MPd, Sekretaris H Ammar Lc, dan Bendahara H Indra Asmara.
Dewan Dakwah Tangsel memiliki Bidang Program Dakwah dan Pendidikan, dengan pengurus Herman Budianto MSi, HR Abdurrachman MA, M Yusuf Syah MA, Teguh Yuwono MM, H Maman Sukirman, Reza Prima Matondang Lc. SpdI, Nurbowo MBA, Irfan Chairudin SE, Tomi Nurdarmansyah SPd, Arif Jamaluddin MSi, dan Ir Adiadwan Herrawan.
Sedang Bidang Muslimat Dewan Dakwah digawangi oleh Rita Subagio MSi, Hj Elly Hassan, Hj Lilis Tati Haryati, Hj Ooy Saodah SE, Mas Amaningsih MSi, dan Rizky Amalia Maulida MSi.
Usai pelantikan digelar seminar dakwah, yang menghadirkan pembicara Asisten Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Pemerintahan Kota Tangsel, Heli Slamet, dan Dr Imam Zamroji selaku Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah Pusat.
Seminar yang dimoderatori Teguh Yuwono membahas peta dakwah Tangsel dan program implementasinya.
Dari diskusi terungkap berbagai persoalan di Tangsel, antara lain: law inforcement yang masih lemah, berbagai regulasi yang kurang harmonis satu sama lain, dan kurangnya sinergi antar-lembaga pemerintahan dengan ormas setempat.
Selain itu, terdapat gejala krisis kepemimpinan di berbagai instansi dan di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, Dewan Dakwah harus turut mengawal visi Tangsel sebagai kota yang Cerdas, Modern, dan Religius secara komprehensif bersama semua elemen masyarakat.
Pemerintah Kota sebagai regulator juga memilki peranan yang sangat penting dan strategis dalam perwujudan berbagai aspirasi masyarakat terkait dengan pelaksanaan dan pengamalan nilai-nilai keagamaan. Sehingga, kontaminasi westernisasi dan liberalisasi dapat ditangkal lebih dini.
Pembangunan pendidikan di Tangsel yang berbasis teknologi dan inovasi terdorong sangat cepat, terbukti munculnya banyak sekolah yang maju dan berprestasi. Namun, tantangan pendidikan bukan hanya prestasi, namun juga persepsi. Karena dengan majunya sekolah dibarengi dengan regulasi otonom sekolah tersebut, ternyata memberi dampak sulitnya golongan ekonomi lemah untuk mengakses pendidikan dengan mudah.
Demikian juga pembangunan di bidang teknologi, yang tanpa disadari telah mereduksi humanisme. Maka, penting dilandasi fundamen dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat.
Pembangunan di bidang ekonomi di Tangsel luar biasa. Hal ini tampak dari terbangunnya sarana dan prasarana yang bagus, gedung-gedung dan perumahan, serta munculnya mal-mal di berbagai sudut Tangsel. Sebagai contoh supermal AEON di BSD, yang telah mensejajarkan diri dengan Singapore.
Namun, bersamaan dengan itu terbawa budaya asing yang sangat mencolok dan jauh dari nilai-nilai keagamaan, terutama dari pengunjung mal yang westernized.
Di akhir sesi, Imam Zamroji menegaskan perlunya membangun paradigma dalam berdakwah sebagaimana yang Rasulullah contohkan. Hal ini penting dikemukakan mengingat telah terjadinya pergeseran nilai dalam memahami makna dakwah. Sebagai contoh, pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang mengajarkan terbangunnya Masyarakat Madani.
‘’Mestinya konsep Kota Madinah sebagai rujukan, namun yang terjadi adalah acuan kurikulum dari Barat, sehingga jauh dari kaidah-kaidah keislaman,’’ jelas Imam.
Maka kembali kepada bagaimana Rasul berdakwah agar keimanan dan nilai-nilai ketuhanan hidup di setiap aspek kehidupan menjadi suatu kemestian dalam membangun Tangerang Selatan. [RN]