BANDUNG, (Panjimas.com) – Dihadapan peserta Future Leader camp (FLC) 2016, Mursidah Rambe bersemangat bercerita tentang BMT (Baitul Maal Wattamwil) Beringharjo yang ia dirikan beserta 2 orang temannya. Berawal dari kegelisahan pengaruh rentenir yang mencekik pedagang kecil, ia nekat mendirikan lembaga keuangan berbasis syariah tersebut.
Awal modal 1 juta yang ia peroleh dari Dompet Dhuafa, perlahan ia bangun pondasi pemberdayaan pedagang kecil dari serambil Masjid Al Muttaqin, Pasar Beringharjo Jogjakarta. Semua peralatan kantor ia pinjam sana sini, bahkan sepeda motor untuk mobilitas ia pinjam dari penjaga Mesjid.
Ia sadar, modal 1 juta tidak mungkin dapat menyasar pedagang besar. Akhirnya, para pedagang kecil dengan rata-rata pinjaman Rp. 25.000 menjadi sasaran BMT Beringharjo. Tidak perlu menunggu lama, atas kemudahan dan sistem syariah yang ditawarkan, BMT Beringharjo menjadi buah bibir para pedagang kecil. Selain, memberikan pinjaman, Mursidah pun memberikan pembianaan kepada anggotanya untuk terus berinovasi agar ada added value bagi produk yang dijual.
Setelah 22 tahun berjalan, kini BMT Beringharjo telah memiliki 16 cabang di pulau Jawa dengan aset sekitar 111 Milyar. “Sungguh, ini adalah perjuangan panjang untuk mengedukasi masyarakat merdeka dari riba dan jerat paus rentenir.” Ungkap Mursidah Rabu, (27/04/2016).
Dihadapan puluhan peserta FLC 2016 yang juga penerima Beasiswa Aktifis Nusantara – Dompet Dhuafa, Mursidah berharap setelah acara ini akan semakin bersemangat memberikan manfaat kepada masyarakat.“Jika kita memberikan satu kebaikan, maka Allah akan memberikan 1000 balasan kebaikan.” Tutup Mursidah. [RN]