YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Volunteer Network Department bersama Disaster Management Institute of Indonesia(DMII) – Aksi Cepat Tanggap (ACT), kembai menggelar Volunteer Camp Batch #5. Kali ini bekerjasama dengan ACT Cabang Yogyakarta, camp dihelat di Waduk Sermo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama dua hari, Sabtu – Ahad (9-10/4/2016).
Sebanyak 160 peserta berasal dari berbagai wilayah mayoritas di sekitar DIY, Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur dan Jawa Barat. Mereka bakal mendapatkan pelatihan intensif berupa keterampilan dan pengetahuan paripurna tentang kebencanaan.
Selain itu, Volunteer Camp ini dalam rangka program perekrutan relawan untuk wilayah DIY dan sekitarnya. “Pelatihan ini untuk menjawab tantangan kebencanaan dan kemanusiaan yang berada di wilayah DIY khususnya, dan Pulau Jawa pada umumnya. Alumninya nanti akan ikut bergabung bersama Masyarakat Relawan Indonesia Wilayah DIY Jateng,” ujar Muhammad Affan, Penanggung jawab Volunteer Camp DMII. Melalui release yang dikirimkan ke Panjimas Ahad, (10/4/2016).
Lebih jauh Affan menjelaskan, pelatihan yang akan berlangsung selama dua hari ke depan, peserta akan mendapatkan pemahaman bagaimana menguasai pengetahuan dan keterampilan tentang mitigasi, saat bencana terjadi dan menangani situasi pasca bencana. “Ada materi penguasaan skill untuk fire rescue menggunakan alat pemadam sederhana dan alat standar, pelatihan water rescue berupa teknik mendayung, cara menyelamatkan dan mengevakuasi korban di air,” jelas Affan.
Para trainer, imbuh Affan, mengemas semua materi pelatihan – Capacity Building & Outbound Based on Disaster Games, Camping Ground, Duty Commitment – dengan cara fun dan menyenangkan. Ditambah Sharing Session tentang kerelawanan dan pembentukan karakter relawan.
“Setelah Volunteer Camp ini panitia akan menggelar Volunteer Academy atau Kelas Kerelawanan. Kelas ini mengarahkan kecenderungan dan keahlian pesertanya. “Mereka akan belajar Standar Operational Procedur (SOP) Disaster Emergency Response, apa yang harus mereka lakukan, bagaimana mereka bisa berkoordinasi dengan aparat dan stake holder saat terjadi bencana. Jika mereka bersatu maka mereka bisa menjalankan Total Disaster Management dengan utuh,” ungkap Affan.
Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan Sumber Daya Manusia Kabupaten Kulon Progo, dr. Lestaryono, yang bertindak sebagai Komandan Upacara pembukaan acara ini menbacakan sambutan dari Bupati Kulon Progo bahwa Pemkab Kulon Progo sangat mendukung acara Volunteer Camp ini karena Kulon Progo termasuk daerah rawan bencana longsor, banjir, dan tsunami. Beliau berharap dengan semakin banyaknya relawan yang sadar dan faham akan kebencanaan bisa meminimalisir korban bencana.
Tim Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Enaryaka, S.Kep., Ns. menyampaikan bahwa bencana adalah tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Jumlah pegawai pemerintah sangat terbatas sehingga jika terjadi bencana besar tidak cukup untuk menangani.
Peserta Volunteer Camp ke-5 ini diikuti oleh berbagai kelompok usia. Ibu Yanti (51) misalnya, ibu yang kesehariannya berbisnis di dunia tekstil dan kimia ini sangat antusias mengikuti volunteer camp terutama dalam hal water rescue. Meski saya paling tua disini tetapi secara fisik dan jiwa saya tidak kalah dengan yang masih muda. “Saya memang sangat menikmati komunitas dan suasana kerelawanan seperti ini, semoga kehadiran saya bisa memberikan semangat kepada yang masih muda untuk lebih maksimal terjun di dunia kerelawanan” ungkapnya.
Lain lagi Obing (20) mahasiswa dari Univervitas Gadjah Mada ini sudah aktif sebagai relawan di UGM dan mengikuti acara ini untuk membangun jaringan yang lebih luas. “Selama ini saya baru mengenal para relawan di UGM saja, dengan mengikuti acara VC ini, saya jadi memiliki relasi dari berbagai daerah dan berbagai organisasi kerelawanan lainnya. Saya berpesan agar jangan sampai para peserta Volunteer Camp puas dengan acara ini saja, lanjutkan dengan terus memperdalam ilmu kerelawanan dan aktif berkomunikasi dengan ACT setempat untuk melakukan berbagai aksi-aksi kemanusiaan.’’
Junifer (33) peserta asal Jogja ini mengaku banyak ilmu baru yang sangat bermanfaat dari acara volunteer camp ini. “Selama ini saya bingung harus ngapain ketika menghadapi korban bencana dan kecelakaan, di acara ini saya mendapatkan banyak sekali ilmu ada first aid, fire rescue, water rescue, dll yang pasti akan bermanfaat untuk mengantisipasi musibah dan bencana yang bisa terjadi kapan saja. Contoh ketika mau menolong korban kecelakaan dijalan ternyata tidak sembarangan, kalau tidak punya ilmunya malah akan memperparah kondisi korban”, ujarnya penuh semangat.
Riza, penanggung jawab program ACT DY menjelaskan, setelah cara ini pihaknya akan melanjutkan kegiatan dengan menggelar Volunteer Class atau Kelas Kerelawanan. Kelas ini akan langsung mengarahkan kecenderungan serta skill peserta denganbasic keahlian tertentu sesuai dengan keahliannnya. “Mereka akan belajar menguasai SOP Disaster Emergency Response, apa yang harus mereka lajkukan, bagaimana mereka bisa berkoordinasi dengan aparat dan stakeholder sekitar bencana. Jika mereka bersatu maka mereka bisa menjalankan Total Disaster Management dengan utuh,” ungkap Riza. [RN]