JAKARTA, (Panjimas.com) – Tergolek di ruang khusus Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, bocah itu dijadwalkan harus menjalani operasi dua kali untuk memperpanjang harapan hidup. Sebab, organ jantungya salah posisi (dislokasi), dan bocor lagi. Seharusnya terletak bukan di rongga dada bagian kanan, melainkan bagian kiri.
Operasi yang kudu dilakoni Hidayati Hanan, anak berusia 1 tahun 8 bulan bulan itu, yang pertama untuk memperbaiki pembuluh darah atas dan sekat jantungnya. Kedua, untuk mereparasi letak pembuluh darah bawah, dan ketiga untuk mereposisi jantungnya.
Operasi pertama berlangsung sekitar 6 jam, pada Jumat (4/3/2016) lalu. Alhamdulillah sudah dijalani dengan lancar, walau membuat warna kulitnya membiru dan nafsu makannya rendah. Kini, si bocah sedang dipulihkan kondisinya untuk menjalani operasi berikutnya.
Anak itu putri pertama Ustadz Surahman, da’i muda Dewan Dakwah alumnus STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah) Mohammad Natsir, Tambun, Jawa Barat.
Syahdan, pada akhir September 2013, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia mengirim 15 orang da’i Sarjana STID Mohammad Natsir ke pedalaman Nusantara. Surahman, salah satunya. Ia ditugaskan mendampingi warga Desa Muara Taikako, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Menuju ke pedalaman Mentawai, Surahman mengajak serta istri, Halimah. Selain untuk memperkuat dakwah, juga karena mereka pengantin baru. Keduanya baru sebulan menikah, sebelum berangkat tugas. Jadi, ke Mentawai ini dakwah sekaligus bulan madu.
Setelah empat bulan menyertai suaminya di Mentawai, alhamdulillah istri Surahman hamil perdana.
Dengan berbagai pertimbangan, Surahman mengirim istri pulang kampung ke Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar), untuk melahirkan di tengah keluarganya. Sang istri harus pulang sendirian. Sebab, mereka tak punya biaya transportasi yang mencukupi untuk pergi berdua.
Setahun lebih bertugas di Mentawai, Ustadz Surahman dipindahkan ke Kalbar. Tempat tugas yang baru ini relatif lebih dekat ke kampung halaman istrinya di Sambas.
Berdakwah di pedalaman Kalbar, Ustadz Surahman hanya pulang menemui keluarganya sebulan sekali. Sampai kemudian awal tahun 2016 ia baru tahu bahwa anaknya ada kelainan organ dalam. Itupun si bocah tidak langsung dibawa ke Rumah Sakit untuk dirawat dan dioperasi, lantaran ketiadaan biaya.
Setelah mengumpulkan cukup ongkos ke Jakarta, barulah Ustadz Surahman dan istri membawa putra mereka ke Jakarta.
Dengan fasilitas BPJS, anaknya menjalani operasi pertama. Sedang untuk menebus obat dan biaya hidup di Jakarta selama mengurus anak, Ustadz Surahman dibantu donatur LAZIS Dewan Dakwah.
‘’Alhamdulillah, operasi pertama sudah berhasil. Untuk selanjutnya, mudah-mudahan Allah SWT memudahkan urusan kami melalui para donatur LAZIS Dewan Dakwah,’’ ucap Ustadz Surahman.
Untuk meringankan hajat da’i kita ini, silakan menghubungi 021-31901233 atau SMS 0858-8282-4343; Rekening Bank Muamalat Indonesia (BMI) no. 301-007-1846 atas nama LAZIS Dewan Dakwah. [RN]