(Panjimas.com) – Sebagai orang tua terkadang sudah merasa bahwa dirinya sudah memenuhi semua kewajiban dan memberikan hak anak sepenuhnya. Ketika anak tumbuh dewasa dan ternyata hasil pendidikan yang diberikannya menghasilkan dampak negatif bagi kehidupan, maka kebanyakan orang tua menyalahkan anak. Bahkan tak sedikit orang tua yang membebani anak diluar kemampuannya, sehingga anak merasa tertekan dengan beban yang diberikan.
Hak merupakan salah satu pemenuhan yang harus diberikan kepada seseorang, ketika hak tersebut tidak diberikan kepada yang berhak maka sudah masuk ke dalam tindak pendzholiman. Begitupun kewajiban, merupakan sesuatu yang wajib untuk dilakukan, sehingga jika tidak dilaksanakan dapat dikenakan hukuman/sanksi.
Orang tua diperkenankan memberikan hak anak begitupun kewajiban, harus diberikan walau harus memeras keringat sekalipun. Begitupun anak terhadap orang tua, harus memberikan hak dan kewajibannya sebagai anak dalam beberapa hal. Sehingga kedua belah pihak tak akan merasa ada yang didzolimi.
Berikut penjelasan hak dan kewajiban orang tua dari sudut pandang Islam:
Masa Kanak-Kanak
Masa kanak-kanak merupakan masa tauladan, masa dimana seorang anak menauladani orang yang berada disekitarnya. Pengaruh tumbuh kembang anak dicetak pada masa ini. Baik-buruknya tingkah laku orang tua/pengasuh menjadi tolak ukur pertumbuhan anak. Pada masa ini juga merupakan masa pemenuhan segala upaya/petunjuk orang tua dalam mengarahkan baik-buruknya suatu perbuatan. Diantaranya terdapat kewajiban yang wajib diberikan orang tua terhadap dirinya, diantaranya:
Memilihkan seorang ibu atau ayah yang baik bagi anak-anak, bahkan sebelum putra-putri anda lahir, kewajiban terhadap mereka pun sudah harus ditunaikan, yaitu memilihkan seorang ibu atau ayah yang baik bagi mereka. Anas ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Kawinilah oleh kalian wanita penyayang dan subur keturunannya, kerena aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalia dihadapan para nabi lain pada hari kiamat nanti.”
Mencukupi kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal
Abu dawud menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Telah cukup berdosa orang yang menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya.”
Mengajarkan dinul Islam kepada putra-putrinya
Ibnu Abbas menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Taatilah perintah Allah dan jauhilah larangan Allah, dan perintahkan anak-anakmu untuk menaati perintah Allah dan untuk menjauhi larangan-larangan Allah, dan dengan demikian engkau telah melindungi dirimu dan anak-anakmu dari siksa api neraka.” (HR. Ibnu Jurair)
Masa Muda dan Remaja
Masa muda, merupakan masa-masa bermulanya segala macam masalah. Tingkat berfikir mulai kritis dengan berkembangnya sebuah pemikiran serta mulai berani mengutarakan pendapat sendiri akan sebuah pemahaman dan fakta yang diterima.
Pergaulan pun mulai bersinergi, bergaul sesama serta dengan lawan jenis pun mulai sensitif. Mencegah dampak negatif yang akan diterima anak merupakan salah satu pokok penting yang harus dipikirkan, seperti halnya tidak boleh pacaran, mereka yang baru berkembang muncul naluri cinta, kasih sayang dengan seseorang. Mereka merasakan sesuatu yang indah, yang orang lain harus tau dengan perasaannya. Oleh karena itu sebagai orang tua kita patut pandai membaca suasana hati anak, sehingga anak dapat menyalurkannya dengan baik dan benar sesuai dengan pandangan Islam. Gunakanlah pendekatan sahabat ketika bersama dengannya agar anak tak sungkan untuk mengeluarkan perasaan yang ada dihatinya.
Mereka mendapat virus “gak pacaran, gak laku dan gak pacaran, gak normal”, inilah yang juga harus diperhatikan orang tua. Berikanlah penjelasan dengan jelas bahwasannya Islam mengatur pergaulan dan melarang pacaran,
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina ituadalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra: 32)
Serta sabdanya,
“Wahai pemuda, siapa saja di antara kalian yang telah mampu memikul beban, hendaklah ia segera menikah, karena hal itu dapat menahan pandangan dan menjaga kehormatannya.” (HR. Bukhari)
Kemudian kewajiban mereka terhadap orang tua, yakni menaati orang tua. Mentaati orang tua merupakan kewajiban bagi setiap kaum Muslim sepanjang hidup. Islam melarang anak-anak menghia, memaki serta berkata ‘ah’ atau kasar terhadapnya. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Lukman : 14-15, yang artinya:
“Dan kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyampihny dalam dua tahu. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepda-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuaut yang tidak ada pengatuhan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.”
Masa Dewasa
Masa ini adalah masa hasil panen yang orang tua atas jeri payahnya mendidik serta menanamkan aqidah terhadapnya. Pada masa inilah anak menginginkan membalas kebaikan dan kemurahan yang pernah orang tua berikan padanya. Disinilah hak orang tua untuk menikmatinya serta kewajiban anak untuk berbakti padanya.
Islam memberikan penjelasan, bahwasannya tanggungjawab anak salah satunya merawat kedua orang tuanya di masa tua. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra: 23-24 berikut:
“Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka kuduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Demikianlah hak dan kewajiban orang tua terhadap anak serta anak terhadap kedua orang tuanya. Semoga kita sebagai orang tua dapat memberikan hak dan melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut dengan baik serta menjadikan anak-anak kita investasi diakhirat. Dan pastinya kita sebagai orang tua tidak hanya sekedar menunaikan tanggung jawab semata, akan tetapi kita jadikan semua menjadi sebuah sumber pahala yang besar, yang dapat menjadi bekal bagi kita selaku orang tua dalam menghadapi kehidupan akhirat.
“Ya Allah jadikan dan berikanlah kami keturunan shalih dan shaliha yang dapat kami banggakan dihadapanmu kelak”. Aamiin ya rabbal ‘alamiin
Penulis, Miftah Jannah