YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Film berjudul “Pesantren Impian” dijadwalkan tayang mulai 3 Maret 2016 mendatang. Film bergenre thriller religi ini diangkat dari novel karya Asma Nadia yang pertama, yang ditulis pada akhir 90-an. Film tersebut bisa menjadi alternatif “rasa baru” bagi penikmat film horor di Indonesia.
“Pesantren Impian, novel pertama yang saya tulis pada akhir tahun 90-an. Terus setelah 20-an tahun ini akan difilmkan, insya Allah. Dan beda dengan film-film Asma Nadia yang lain, film ini genrenya thiller religi. Dengan pendekatan horor, mudah-mudahan bisa menjadi alternatif,” terang Asma Nadia kepada Panjimas.com, Sabtu (27/2/2016) di sela acara milad FLP di Yogya.
Asma menekankan, meskipun bergenre thriller, filmnya ini berbeda dengan film-film dengan genre itu pada umumnya. Dirinya menjamin bahwa dalam “Pesantren Impian” tak ada muatan kemusyrikan, adegan intim, maupun hantu seksi sebagaimana film-film horor lain.
“Insya Allah horor yang bil hikmah. Jadi nggak ada kemusyrikan, adegan intim, atau pun hantu seksi maupun yang tidak seksi,” jelas dia.
Film itu pun banyak memuat pesan taubat dan hijrah.
“Dan ini banyak semangat tentang taubat, banyak semangat tentang hijrah. Dan untuk menegakkan kebenaran meskipun kita di tengan kekejian dan kejahatan,” imbuh novelis dengan enam karya yang sudah difilmkan ini.
Dirinya berharap, semoga film ini juga mengandung daya jawab atas tuduhan-tuduhan negatif terhadap pesantren belakangan ini.
“Muatannya positif terhadap pesantren. Yang pertama kita angkat pesantren ke layar lebar, kemudian di sini diperlihatkan bahwa pesantren tidak seperti yang dituduhkan, yang dibilang sarang teroris segala. Kita bukan itu, kita korban yang terlabeli,” tuturnya.
Asma juga ingin agar filmnya ini mampu menyemangati insan pesantren.
“Semoga menyemangati juga teman-teman pesantren. Tetap semangat walau apa pun kata orang, bagaimana pun orang menyerang. Insya Allah rumah kebajikan itu memang akan ada ujian. Tapi kita akan tetap tegak,” tandasnya. [IB]