GARUT, (Panjimas.com) – “…tuh sekarang mah tiasa ee didieu.. (“tuh kan sekarang sudah bisa Buang Air Besar disini),” ujar Ajengan Endang, sapaan KH Endang Suherman, Pimpinan Ponpes Darul Amin Garut kepada para santri dan warga Kp. Munjul Kulon, Desa Mangkurayat, Cilawu, Garut saat melihat proses pembangunan MCK Bersih, beberapa waktu lalu.
Kegelisahan para santri dan warga sekitar yang tidak memiliki MCK layak pakai tersebut seketika pupus kala melihat pembangunan MCK program kerjasama LAZIS Dewan Da’wah dengan PT HPAM tersebut.
“Memang anak-anak membutuhkan MCK ini, sudah menjadi impian sejak lama, kebetulan kalau dari orang tua kurang memungkinkan, kami mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada LAZIS Dewan Da’wah,” imbuh Ajengan Endang
Impian para santri dan warga Kp. Munjul Kulon, Cilawu tersebut akhirnya terwujud lewat program ini, betapa tidak sebelum ada MCK Bersih para santri harus nebeng ke tetangga yang lokasinya berada disebelah atas ponpes.
“MCK dimasjid pun hanya satu pintu dan kondisinya kurang layak pakai,” jelas Ajengan Endang.
Para warga dan ibu-ibu sangat senang dengan program MCK tersebut. Mereka pun berbondong-bondong melihat pembuatan MCK tersebut sehabis ta’lim sore, bahkan beberapa warga mengirimkan makanan ringan untuk penyemangat.
“Kalau malam hari santri mau buang air sangat susah, lokasi lumayan jauh dan pada ketakutan, jadi kalau buang air malam hari harus berbondong-nondong ke kamar mandi,” curhat Ajengan lulusan Gontor tersebut.
MCK Bersih ini sangat membantu warga sekitar, bukan hanya juga para santri. Sekitar 120 KK bisa memanfaatkan MCK tersebut. “Ada sekitar tiga RT, per Rt sekitar 40 KK, kemudian 80 santri baik laki-laki laki-laki dan perempuan, Insya Allah berkah,” imbuhnya.
Ponpes Daarul Amien dirintis sekitar tahun 84-an. Ponpes ini membina Kampung Munjul Kulon, Desa Mangkurayat, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pembinaan Ponpes Darul Amin tidak berkutat pada pendidikan formal SD-SMP, Ponpes Darul Amin pun menyasar warga degan pembinaan nor formal.
“Ada pengajian ibu-ibu, orang tua dan warga sekitar, bapak-bapak, serta anak pemudanya pun di bina,” tutur Agung Gumelar, Koordinastor Program LAZIS Dewan Da’wah saat meninjau lokasi.
Alhamdulillah efek pembinaan bagi kehidupan sehari-hari sangat terasa, dimana tidak ada satupun pemuda yang “ngaggur”. Semua tergugah untuk mencari penghasilan yang halal dengan berbagai cara, ada yang jadi kuli bangunanan, kuli jahit, pedangan cuankie, IRT, dan lainnya. “Bahkan ada satu santri yang sekarang sudah lulus S2 di Jerman dan sedang bekerja disana,” imbuh Agung. [RN]