YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Saat ini usia Forum Lingkar Pena (FLP) memasuki 19 tahun. Kini organisasi kepenulisan dengan cabang di beberapa negara tersebut meneguhkan diri untuk tetap istiqamah mewujudkan literasi dan sastra santun di era digital dewasa ini.
Sejak berdiri hingga kini, kiprah FLP dalam masyarakat adalah menumbuhkan semangat dan kemampuan menulis bagi anggota maupun masyarakat luas. Dengan tumbuhnya semangat menulis, secara otomatis minat baca pun turut terkembang.
“Menumbuhkan minat menulis, terutama di kalangan generasi muda. Ternyata dengan menumbuhkan semangat menulis itu menumbuhkan semangat mereka untuk suka membaca,” terang Ketua Umum FLP Sinta Yudisia kepada Panjimas.com di sela acara milad FLP ke-19 di Yogya, Sabtu (27/2/2016).
Sinta melanjutkan, bahwa program dan kegiatan FLP terbukti mampu membuat para anggota menggunakan waktu untuk hal yang bermanfaat, yakni membaca dan menulis.
“Mungkin ada yang kurang mahir menggunakan waktu. Sekarang ketika bergabung di FLP, mereka jadi lebih berdisiplin untuk menyisihkan waktu untuk membaca dan menulis,” tuturnya.
Evaluasi pun terus dilakukan oleh organisasi kepenulisan dengan jumlah anggota terbanyak dari kalangan anak muda ini.
“Harus terus mengasah skill dan knowledge kita, sehingga akan menghasilkan karya-karya yang bisa diterima masyarakat, karya-karya yang lebih variatif,” kata penulis yang pernah menjadi relawan di Palestina ini.
Dan guna mewujudkan hal itu, FLP memfasilitasinya dengan program pelatihan dan pintu untuk menjalin interaksi dengan para penulis senior.
“Dengan jalan yang pertama mengikuti pelatihan, kemudian yang kedua membaca buku-buku yang bagus untuk referensi, juga bertanya kepada penulis-penulis senior. Membaca buku-buku mereka, menyimak kritikan sastra mereka,” rincinya.
Harapan FLP ke depan selain lebih siap dalam merambah dunia digital, adalah siap untuk terjun ke dunia internasional.
“Selain siapkan diri di dunia digital, kita juga harus siap go internasional. Karena sudah beberapa teman-teman FLP yang mendapatkan pengakuan-pengakuan internasional. Ada yang sempat diundang ke Korea Selatan, ada juga tempo hari yang diundang ke Jepang.”
Oleh karena itu, lanjut Sinta, “Teman-teman FLP harus mengasah kemampuan berbahasa, menulis jurnal ilmiah, juga menulis dalam Bahasa Inggris. Juga, siap divisualisasikan dalam bentuk film.”
Sinta pun berpesan agar seluruh anggota FLP tetap istiqamah di jalan kebenaran.
“Pesan untuk anggota FLP seluruhnya adalah, mencermati, memperhatikan, kemudian juga menegakkan pilar-pilar FLP, yakni keislaman, kekaryaan, dan keorganisasian. Kita juga bersama-sama kembali mewujudkan literasi yang santun di era digital,” tandasnya. [IB]