JAKARTA, (Panjimas.com) – Sudah dua bulan dua kubah itu tergolek di Kantor Sekretariat Kopasmaja (Komunitas Santri, Pelajar, Mahasiswa Jayawijaya), Ciputat, Tangsel. Satu Kubah berukuran 2,5 Meter dan satu kubah berukuran 1 Meter. Padahal, di Wamena sana ada sekitar 1000 Muallaf yang menanti kedua barang tersebut.
“Rencana dikirim via Hercules, Jadwalnya tanggal 2 Maret, Sebelum Hari H kubah sudah harus ada di Halim,” Ungkap M. Bashori, salah satu Mahasiswa Kopasmaja menceritakan kegelisahannya kepada Agung Gumelar, Koordinator Program LAZIS Dewan Da’wah Kubah dibeli di Kampung Melayu Jakarta Timur, dari hasil iuran warga. “Kubah ini dibeli dari swadaya Masyarakat disana, untuk kampung muallaf kami,” Imbuhnya.
Inisiatif Bashori dan rekannya M Natsir membuat kepanitiaan untuk pengiriman kubah tersebut sangatlah wajar. Bagaimana tidak, ongkos kirim kubah itu lumayan besar.
“Kita harus bawa Kubah ke Halim Jaktim, dari Halim ke Jayapura. Kemudian dari Jayapura sambung pesawat ke Wamena sekitar 30 menit. Selanjutnya dari Wamena kita bawa kubah pake mobil sekitar +- 2 jam,” jelasnya.
Sebagai anak daerah, ia lalu mengumpulkan anak-anak Kopasmaja untuk mengurus pembawaan dua kubah itu. Ia rasa penting karena masjid Al Aqsha merupakan masjid bersejarah bagi Desa Assolipele. “Masjid Al Aqsha itu merupakan masjid pertama di Desa Assolipele,” imbuhnya.
Masjid Al Aqsho terletak di Kp. Walesi, Desa Assolipele, Wamena, Papua. Aktivitas para Da’i di Wamena sangat aktif dalam melakukan pembinaan, kebanyakan para Da’i berasal dari Madura Jawa Timur. Di Wamena pun sudah terdapat Islamic Center sebagai pusat belajar keislaman.
“Insya Allah sebelum tanggal 2 Maret kami akan membantu pengiriman sampai ke tempat,” jelas Agung. [RN]