LAMPUNG, (Panjimas.com) – ‘’Alhamdulillah…,’’ seru para santri, menyaksikan penglepasan 30 ribu bibit ikan Patin di kolam Pondok Pesantren Radhatul Jannah, Lampung Tengah, Kamis, 4 Februari 2016 lalu.
Rilis Patin dilakukan bergantian oleh pimpinan pondok Kyai Muhammad Suyono, Andri dari Bagian Umm BNIS Syariah Lampung, dan Ahmad Agung dari LAZIS Dewan Dakwah.
‘’Semoga budidaya ikan Patin ini menunjang pemasukan pesantren dan menjadi tempat belajar ketrampilan para santri,’’ harap Kyai Suyono. Tak lupa ia berterima kasih kepada Yayasan Hasanah Titik, yang telah membantu budidaya Patin melalui LAZIS Dewan Dakwah.
Pesantren Radhatul Jannah terletak di Sidokerto, Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah. Pondok ini dirintis pada 2008. ‘’Tadinya ini areal sawah dan rawa, yang sedikit demi sedikit saya urug hingga sekarang mendapat lahan rata seluas 2 hektar,” ungkap Kyai Suyono yang didampingi Ustadz M Fauzi dan Fadlilah.
Mulanya, pondok hanya memiliki 2 lokal. Dengan biaya swadaya, lokal demi lokal yang dibutuhkan terbangun.
Pada 2011, satu-satunya asrama putri, habis terbakar saat kosong ditinggal liburan. ‘’Alhamdulillah, dengan seizin Allah, yang terbakar sudah diganti dengan asrama putri baru berkapasitas lebih besar, 150 santriwati,’’ Kyai Suyono menuturkan.
Saat ini, jumlah santri 250 orang, dengan jumlah lokal asrama yang cukup memadai. Dilengkapi dengan masjid, rumah guru, dan lokal MTs (Madrasah Tsanawiyah) dan Madrasah Aliyah (MA).
Sebanyak 40 santri terpilih, mendapat penyuluhan Program Pemberdayaan Umat – Santri Hasanah. Program yang dikemas LAZIS Dewan Dakwah dan Yayasan Hasanah Titik ini berupa budidaya ikan Patin.
Agung menjelaskan, budidaya Patin (Pangasius pangasius) dipilih karena paling cocok dengan kondisi pesantren.
Sebagai salah satu sentra Patin di Indonesia, market ikan Patin di Lampung sangat besar. Harganya juga tinggi.
Salah satu masakan khas dan favorit Lampung Tengah adalah pindang ikan Patin.
‘’Permintaan ikan patin sangat besar, dimana setiap harinya stok di pasar selalu habis,’’ terang Agung yang sudah mensurvei sejumlah pasar ikan setempat. Ia juga sudah mendapatkan calon penyerap hasil panen pesantren.
Selain itu, pemeliharaan ikan Patin relatif mudah dan murah, mirip budidaya ikan lele. ‘’Dengan sedikit training, santripun pasti bisa melaksanakannya,’’ tandas Agung. Seperti kata Apri, santri kelas 2 MTs Raudhatul Jannah, ‘’Saya mau belajar ngurus patin dan lele, biar nanti bisa punya usaha seperti ini juga.’’
Dengan areal lingkungan pesantren yang cukup luas tersedia, maka budidaya ikan Patin tidak kekurangan lahan.
‘’Kami telah menyiapkan 9 kolam ikan untuk program ini,’’ Suyono sangat antusias. Ia menambahkan, pesantren salam ini sudah cukup berpengalaman membudidayakan lele.
Ustadz Fauzi selaku koordinator santri berharap, hasil panen dapat membantu secara signifikan biaya operasional pesantren yang santrinya kebanyakan berasal dari keluarga dhuafa ini.
“Insya Allah program ini akan memberikan tambahan pemasukan untuk pondok dan ketrampilan buat santri. Terimakasih LAZIS Dewan Dakwah dan Hasanah Titik atas support-nya,’’ ujar Fauzi yang juga koordinator Santri Hasanah.
Mewakili suara hati rekan-rekannya, Aziz santri kelas 2 MTs Raudhatul Jannah mengatakan, ‘’Alhamdulillah… Setiap hari saya mau ngasih makan ikannya biar cepat besar, bisa dijual dan dimakan santri.’’
Yayasan Hasanah Titik adalah lembaga amal yang menyalurkan kepedulian karyawan Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS).
Disamping budidaya Patin, Program Pemberdayaan Umat-Santri Hasanah juga berupa usaha lain seperti produksi roti di Mojokerto Jawa Timur dan sablon di Jakarta Pusat. [RN]