BANDUNG, (Panjimas.com) – Pemuda sebagai agent of change kini bertransformasi, aksi nyatanya tidak hanya dengan turun kejalan, tetapi juga melalui tindak nyata dengan memberikan sumbangsih keilmuannya untuk mengatasi permasalahan di masyarakat. Penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa Dompet Dhuafa), menyelenggarakan acara seminar Inspiratif yang menghadirkan inspirator muda dengan berbagai karyanya. Acara ini dihelat di 7 kota (Bandung, Solo, Jogjakarta, Bogor, Palembang, Depok, dan Jakarta).
Dalam relasenya yang dikirimkan ke Panjimas dijelaskan, acara tersebut diselenggarkan di Auditorium Bale Santika Unpad, Kampus Unpad Jatinangor. Jumat, (19/02/2016).
Para aktivisi ITB dan Unpad mengundang para Inspitor, salah satunya adalah Ricky Elson Founder Lentera Angin Nusantara dan Penemu Mobil Listrik Selo dan Gendhis.
Dalam kesempatannya, Ricky Elson memberikan realita keadaan bangsa Indonesia hari ini, pendidikan yang tidak merata, kemajuan pembangun yang masih terpusat di kota, dan kondisi daerah tertinggal Indonesia yang jauh dari fasilitas listrik, beliau berpesan, kepada semua pemuda yang hadir, bahwa untuk berkarya yang dibutuhkan adalah kemauan. Seperti kincir angin yang ia buat bersama teman-temannya untuk memberikan aliran listrik kedesa, bukan dilakukan oleh para engineer dibidang teknik elektro, tapi dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemauan untuk berkarya.
Kedua, Goris Mustaqim Founder Asgar Muda Foundation, juga memberikan semangat kepada pemuda yang hadir, bahwa untuk berkarya melakukan pengabdian harus dilakukan dari yang kecil dan sekarang! jika saja masing-masing kita yang duduk dibangku kuliah kembali ke desa, melakukan pendekatan dan peka terhadap permasalahan yang ada tentu akan membawa kemajuan disetiap desa di Indonesia, seperti yang telah ia lakukan di Garut.
Ketiga Rina Fatimah, Direktur YayasanPendidikan Dompet Dhuafa, pendidikan adalah pendongkrak terbesar kemajuan bangsa, jika pendidikan suatu bangsa tertinggal, maka tertinggal pula bangsanya. Beliau berpesan kepada seluruh pemuda, dari setiap kita yang dimampukan untuk duduk dibangku kuliah, maka pendidikan orang-orang dibawah kita adalah tanggung jawab kita yang sudah dilebihkan ilmunya.
Keempat, Dr. Dwi Purnomo, penerima penghargaan dari Kemenpora RI 2015, sebagai penggerak UMKM Indonesia dan berprofesi sebagai dosen di Fakultas Teknik Industri (FTIP) Pertanian Unpad. Dengan menggunakan Design Thinking sebagai pendekatan Socio-Entreprenuer.
Acara selanjutnya bedah buku “Hak Rakyat Digasak, Mahasiswa Bergerak” yang membedah, praktik yang dilakukan PM Bakti Nusa dalam melakukan pengabdian dan berkontribusi aktif di kehidupan masyarakat, salah satunya Elvira Js dalam #Gerakan1000kakipalsu yang menceritakan proses pendidikan mental bagi penyandang tunadaksa dan pemuda yang hadir untuk meminalisir tindak diskriminasi masyarakat tertentu yang memiliki keterbatasan, ia berpesan dalam setiap kontribusi terhadap kegiatan memberi, namun perlu diingat untuk “Memberi Tanpa Merusak” karena dalam proses pemberian selalu ada dampak yang mengikuti baik itu kebaikan untuk penerima, atau tanpa sengaja bahkan mampu membuat perusakan mental terhadap penerimanya.
Beasiswa Aktivis Nusantara adalah program pengembangan SDM strategis melalui dukungan aktivitas setiap bulan, prestasi dalam dan luar negeri dan pembangunan karakter, pelatihan kepemimpinan, pelatihan kepenulisan, pelatihan komunikasi publik, dan pelatihan nilai-nilai. [RN]