PALEMBANG, (Panjimas.com) – Setelah dilaksanakan launching program Sekolah Literasi Indonesia di MI Al-Istiqomah, secara resmi MI Al-Istiqomah menjadi sekolah pertama yang menerapkan konsep pengembangan Sekolah Literasi yang ada di Sumatera Selatan. Program yang diinisiasi oleh Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa ini fokus pada pengembangan instructional system atau sistem pembelajaran dan budaya sekolah literasi.
Melalui release yang dikirimkan ke Panjimas disebutkan, dengan adanya program di MI Al-Istiqomah, Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa mengirimkan dua orang guru konsultan yang akan mendampingi sekolah selama satu tahun. Andri Yulian (asal Ponorogo-Jatim) dan Forta (asal OKI-Sumsel) adalah dua orang guru konsultan yang sudah mendapatkan pelatihan intensif oleh Makmal Pendidikan yang berpusat di Bogordikirimuntukmendampingi proses pengembanganSekolahLiterasi.
“Dengan bekal yang mereka miliki harapannya adalah mereka mampu membimbing para guru dan para siswa untuk lebih baik” Ujar Shirli.
Langkah pertama yang dilakukan oleh MakmalPendidikanDompet Dhuafa adalah membangun kesadaran semua civitassekolah untuk melakukan perbaikan. Melalui kegiatan School Strategic Discussion, kepala sekolah guru dan stakeholder terkait melakukan diskusi untuk merencanakan program strategis yang akan dilakukan sekolah untuk melakukan perbaikan kualitas. Banyak harapan untuk MI Al-Istiqomah pada saat dilakukannya SSD.
“Menjadi sekolah yang unggul yang menerapkan nilai-nilai islam” Ujar Trisilo, Kepala Sekolah. Tidak hanya kepala sekolah yang memiliki harapan. Nur, salah satu guru meberharap, “MI Al-Istiqomah menjadi MI yang mampu mencatak generasi DAI masa depan”.
“Untuk mencapai sekolah yang unggul ada tiga hal yang harus dilakukan sekolah yaitu, pertama semua guru harus memiliki perasaan yang sama, pemikiran yang sama, dan komitmen yang sama untuk melakukan perbaikan” ujar Shirli saat Diskusi.
Hasil dari diskusi yang dilakukan pihak Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa dengan MI-Al-Istiqomah adalah melakukan perbaikan total khususnya berkaitan dengan perencanaan strategis sekolah. Selain itu, perlu adanya Small Learning Community.
“Saya yakin sekolah ini akan menjadi sekolah model yang ada di Muratara dalam hal penerapan konsep Sekolah Literasi Indonesia” Ujar Andri, Guru Konsultan.
Pada saat pelaksanaan SSD, semua guru sepakat untuk menandatangani surat komitmen bersama. Dalam surat komitmen tersebut dinyatakan bahwa, Guru MI Al-Istiqomah memiliki komitmen kuat untuk melakukan perbaikan diri dan perbaikan kualitas sekolah. Setelah dilakukannya penandatangaan surat komitmen bersama, semua guru melakukan sumpah untuk menjalankan komitmen tersebut. [RN]