PEKANBARU, (Panjimas.com) – Ahad, (14/2/2016) perwakilan OSIS SMP Juara Pekanbaru mengikuti seminar Problematika Remaja ”Mengupas apa itu LGBT dan bahaya LGBT bagi pelajar”.
Kegiatan dilaksanakan dalam rangka mensosialisasikan bahaya dan dampak dari pergaulan bebas yang saat ini kerap kali menjadi permaasalahan yang muncul dikalangan masyarakat khususnya remaja.
Kegiatan dilaksanakan di GedungTabrani Center Pekanbaru. Diikuti oleh siswa dan kalangan umum. Adapun perwakilan siswa SMP Juara Pekanbaru berjumlah 8 orang. Pemateri yang mengisi pada kegiatan ini untuk pembahasan dari sudut pandang psikologi disampaikan oleh Lisfarika Manurung, M.Psi dan dari sisi hukum disampaikan oleh Alzuhri Albajuri, S.Hi, M.Hi.
Materi ini disampaikan dengan dua prespektif yaitu LGBT dari tinjauan Psikologi dan tinjauan hukum. LGBT (Lesby, Gay, Bisexsual, Transgender) adalah sebuah gerakan untuk mencapai tatanan dunia baru. Dimana mereka berimajinasi untuk merekonstruksi ulang keluarga. Bagi mereka keluarga inti tidak selamanya terdiri dari ayah (Laki-laki) ibu (perempuan) dan anak, tapi 2 orang laki-laki dewasa atau 2 orang perempuan dewasa dan anak tinggal disebuah rumah juga termasuk sebuah keluarga.
Tatanan keluarga ini juga dimulai dari rasa ketertarik antara dua orang yang saling suka tanpa melihat jenis kelamin maupun gendernya. Sah-sah saja jika seseorang menyukai sesama jenis dan melakukan hubungan atau ikatan pernikahan dan berketurunan. Hal inilah yang menjadi dasar mereka untuk meminta hak kesetaraan agar pemerintah dapat melegalkannya sehingga dapat diterima dalaml ingkungan sosial. Namu napa yang menjadi keinginan mereka ini tidak dapat diterima oleh Negara terutama Indonesia.
Salah satu penanganan untuk mereka-mereka yang LGBT adalah terapi agama. Dan LGBT bukanlah bawaan genetik, tapi lebih kepada sosial emosional. LGBT terjadi akibat pergaulan, traumatik, pengasuhan yang tidaksehat dll. Artinya perilaku ini dapat disembuhkan jika ia keluar dari komunitasnya dan mendekatkan diri pada Allah SWT atau tuhannya bagi yang non muslim serta mengisi hari-harinya dengan komunitas positif.[RN]