(Panjimas.com) – MEA, masyarakat ekonomi asean, atau lebh luas lagi, asia pasifik atau bahkan pasar Global lima benua. dimulai pada tahun 2016 ini pertanggal 1 Januari, Indonesia terjun bebas, tanpa aba-aba, tanpa persiapan, tanpa kekuatan hukum, tanpa kebersamaan dan tanpa policy serta tanpa navigasi, Indonesia memasuki medan pertempuran dan peperangan peradaban secara “sangat tidak suap”. Pun demikian buat kita para patriot Mujaihidin Nusantara tidak ada alasan untuk mengalah pada pihak asing, asing atau antek apalagi membiarakan kalah dan disalahkan.
Ada dua upaya utama dalam bidang pegadaan SDM, Pertama, Peningkatan kuantitas secara nasional, tersebar dengan jumlah yang mencukupi bahkan harus lebih dari tenaga dari luar negeri kita, peran lembaga pendidikan pesantren, dari tingkat SD sampai Sekolah Pasca Sarjana, sosok pembelajar dan komunitas cinta belajar semuanya saling melengkapi dan menggenapi untuk tercetaknya kader-kader bangsa dan umat yang cukup secara jumlah, untuk menghadapi situasi tersebut. Kedua, secara kualitas, dari kualtas intelektual sampai kualitas sosial dan kualitas partisipasi secara sosial kemasyarakatan, yang tentunya dari berbagai keahlian untuk berbagai kebutuhan di Indonesia.
Konsolidasi SDM dimaknai sebagai upaya untuk menyiapkan masyarakat yang berperadaban Islam. terkait dengan peningkatan kualitas selain adanya motivasi pribadi, kebijkan politik menjadi suatu keharusan.
untuk kaum Muslimin harus mengambil pelajaran, karena pada saatnya kita yang akan pasti dengan izin Allah.
Oleh: Ustadz Alfian Tanjung