(Panjimas.com) – Dalam pelajaran sekolah, IPS misalnya, dikatakan bahwa kitab suci umat Kristen dan Katholik adalah Injil. Hal ini jelas keliru. Injil hanya bagian dari kitab suci mereka. Tebalnya kurang dari sepersepuluh tebal kitabnya secara utuh.
Sebutan yang tepat bagi kitab suci mereka adalah Alkitab. Atau dalam bahasa Inggris disebut The Bible, Bahasa Latinnya Biblia, dan Biblos dalam Bahasa Yunani.
Alkitab terdiri dari Perjanjian lama dan Perjanjian Baru. Dan untuk Katholik ditambah satu lagi yakni Deuterokanonika. Artinya memang ada perbedaan antara kitab suci Kristen Protestan dan Katholik. Bahkan di seluruh dunia, ada beberapa versi Bible yang masing-masing isinya terdapat perbedaan. Selain itu, dalam perkembangannya, Bible mengalami perubahan pada isinya.
Salah satunya pada pengkisahan David-Batsheba. Bible versi satu dan yang lain berbeda teksnya. Perbedaan ini bisa dilihat pada Bible versi King James Version dengan The Living Bible yang memuat teks berbeda untuk 2 Samuel, 11:2 dan 4.
Kisah-kisah di Dalam Bible
John Young dalam buku Christianity mengatakan bahwa Bible adalah kitab sejarah. Namun pendapatnya ditentang oleh kalangan cendikiawan Kristen sendiri. Salah satu yang dianggap bermasalah adalah pensejarahan tentang Abraham. Selain itu, tanpa harus melalui penelaahan mendalam pun, sebagai muslim, tentu kita akan sangat menentang bila Bible disebut sebagai kitab sejarah. Karena begitu banyak kisah para nabi, yang dalam Islam diyakini sebagai hamba-hamba Allah yang maksum (terbebas dari kesalahan), di dalam bible diceritakan sebagai pelaku kejahatan, khususnya perzinaan. Artinya, kisah-kisah dalam Bible itu lebih tepat disebut dongeng, bahkan dongeng yang menyesatkan.
Sebagai contoh kisah David-Batsheba. Dikisahkan dalam Bible, David (Daud) adalah raja Israil yang kuat dan tangguh. Namun berbeda dengan Al-Qur’an, di sini ia disebut sebagai RAJA yang kejam dalam peperangan. Bahkan moralitasnya pun tak patut menjadi teladan. David dikisahkan menzinai Batsheba, istri anak buahnya sendiri yang cantik jelita. Suatu ketika David melihat Batsheba ketika sedang mandi, lalu terrangsang. Kemudian singkat kisah, dengan tipu dayanya, David menempatkan suami Batsheba di posisi paling depan dalam sebuah pertempuran, agar ia terbunuh. Maka benarlah ia terbunuh lalu istrinya dizinai.
Kisah tersebut termuat dalam 2 Samuel 11:2-5, dan dilanjutkan pada ayat 13-17. Selain itu masih banyak kisah-kisah yang menggambarkan kejahatan para nabi dan orang shalih. Antara lain kisah perzinaan Lot (Luth) dengan dua putrinya sendiri hingga melahirkan anak. Ada juga kisah Yehuda (putra Ya’kub) yang berzina dengan Tamar, menantunya. Juga Ammon (putra David) dengan saudara perempuannya. Putra david yang lain, Absalom, dikatakan berzina dengan gundik-gundik dan istri-istri David dengan terang-terangan. Lalu Solomon (Sulaiman) juga disebut sebagai sosok yang jahat oleh Bible.
Menguatkan Iman
Dengan mengetahui kenyataan demikian, mudah-mudahan sebagai Mukmin, iman kita semakin kokoh. Semakin yakin bahwa hanya Islam-lah satu-satunya Din yang haq, dan hanya Al-Qur’an kitab suci yang benar. Kemudian di dalam kehidupan sehari-hari, dalam berinteraksi dengan umat Kristen, kita bisa menunjukkan pribadi yang mulia, yang layak menjadi teladan bagi umat manusia. Dengan begitu, semoga artinya secara otomatis kita sudah berdakwah kepada mereka dengan langkah yang nyata. Wallahu a’lam. [IB]