(Panjimas.com) – Sampai kapan aku terlena? Dengan mengulur-ulur waktu. Terlalu sering menunda pekerjaan, akibatnya tugas terlupakan, kewajiban tergadaikan. Yang ada tinggal penyesalan.
Sungguh waktu telah melenakanku. Baru kusadari betapa lalainya aku. Ini penyakit yang sangat berbahaya. Lalai bisa membuat kita lupa pada ketaatan, pada pekerjaan rumah bahkan kewajiban beribadah kepada Allah subhana wa Ta’ala. Lalai benar-benar membuat jurang antara aku dan Rabb- ku. Aku begitu sibuk dengan urusan duniaku. Bersenda gurau dan bermain.
“…Supaya jangan ada orang yang menyatakan, ‘Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang yang memperolok-olok(agama Allah).”(Q.S.Az-Zumar:56)[1]
“Janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”(Q.S.Al A’raf:205)[2]
Ayat tersebut akhirnya menjadi pecut/cambuk untukku agar segera terbangun dari kelalaianku.
Sungguh lalai adalah sifat yang dibenci oleh Allah subhana wa’taala.
Semoga dengan merenungi ayat-ayat tersebut membuat kita bertambah ilmu dan amal shalih, penuh kekhusukan, keikhlasan, ketundukan dan ketenangan dalam beribadah. Dan semoga Allah Subhana Wa’taala menjauhkan kita dari sifat lalai.Amin.
Penulis, Dzakirah Talita Az-zahra