(Panjimas.com) – “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang padamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Kapankah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (QS. Al-Baqarah:214)
Dari Abu Abdillah Khabbab bin Arati, ia berkata: Kami mengadu kepada Rasulullah saw. Saat itu beliau sedang berbantalkan sorbannya di bawah lindungan Ka’bah. Kami bertanya: “Apakah engkau tidak memintakan pertolongan buat kami? Apakah engkau tidak mendoakan kami?” Beliau menjawab: “Orang-orang sebelum kalian, ada yang ditanam hidup-hidup, digergaji dari atas kepalanya sehingga tubuhnya terbelah dua dan ada pula seseorang yang disisir dengan sisir besi sehingga mengenai daging kepalanya, yang demikian itu tidak menggoyahkan agama mereka. Demi Allah, Allah pasti akan mengembangkan agama Islam ini hingga merata di Shan’a sampai ke Hadramaut dan masing-masing dari mereka tidak takut melainkan kepada Allah, melebihi takutnya kambing terhadap serigala. Tetapi kalian sangat tergesa-gesa.” (HR Bukhari)
Sesungguhnya hari ini kita melihat keadaan umat Islam sedang kacau balau. Serangan bertubi-tubi dari pihak luar baik secara fisik ataupun ideologi diperparah oleh tikaman dari internal umat Islam sendiri yaitu dari kalangan antek-antek penguasa penjajah untuk memadamkan kobaran api perjuangan yang ditempuh para mujahid. Percayalah kawan, semua ujian itu adalah pendidikan dari Allah untuk mempersiapkan umat Islam menjadi suatu bangsa yang besar dan kembali memimpin kemanusiaan yang sudah sekarat ini. Kita harus menghadapinya dengan teguh dan sabar
Kemenangan Islam adalah sesuatu yang pasti terjadi. Maha Benar janji Allah yang akan memenangkan Islam diatas segala isme-isme jahiliyah buatan manusia di dunia timur dan barat. Jangankan kita selaku muslim yang percaya akan janji Allah tersebut, bahkan para analis barat pun telah memprediksi akan kembalinya supremasi Islam secara global. Lihatlah analis barat bernama Glenn Beck ketika melakukan presentasi di stasiun tv Fox News (Bisa dilihat di Youtube) yang mengatakan bahwa Islam akan kembali memimpin dunia mengalahkan pesaing-pesaingnya dengan dengan kekuatan iman kepada Tuhan. Itulah senjata yang membuat mereka menang. Ada juga analisis dari lembaga National Intelligence Council (NIC) sebuah lembaga yang dibiayai pemerintah Amerika Serikat untuk meneliti kemungkinan yang terjadi di masa depan termasuk dibidang politik yang menyatakan bahwa akan kembalinya supremasi Islam yang akan merontokkan peradaban Barat.
Tetapi tiada kemenangan tanpa perjuangan dan pengorbanan saudaraku. Sejarah para sahabat dan orang-orang shalih yang pernah berjuang menegakkan kalimat Allah dimuka bumi sarat sekali akan ujian dan goncangan iman. Mengapa dalam perjuangan kita perlu melewati berbagai ujian? Karena sebagai sarana penyaringan siapa yang imannya jujur dan siapa yang berdusta. Siapa kaum munafikin siapa mukmin sejati. Bahkan ada diantara orang-orang yang beriman terdahulu digergaji kepalanya dengan sisir besi hingga terkelupas tapi hal tersebut tak membuatnya surut langkah, ada juga seorang Bilal yang dijemur di “neraka” padang pasir dengan batu tertindih di badannya, keluarga Yasir yang dibantai dan berbagai contoh lainnya. Mereka tetap tenang dan teguh dalam penderitaan karena iman yang jujur
Begitupun di abad modern ini, sunatullah akan tetap berlaku dan Allah telah berjanji takkan sekali-kali mengubah sunnahNya. Para pejuang Islam akan mengalami berbagai ujian dan goncangan sebelum Allah menganugerahkan kembali bersinarnya kejayaan Islam. Goncangan seperti, pengkhianatan, perlakuan buruk orang-orang sekitar, terasa jauhnya hari kemenangan itu tiba, pengucilan, pengusiran bahkan ancaman pembunuhan. Kita harus-lah berprasangka baik bahwa semua itu adalah sarana Allah untuk mendidik dan menempa kita agar memiliki mental setangguh baja dalam memikul tugas perjuangan ini.
Wahai saudaraku, sesungguhnya kita adalah lemah untuk berjalan sendiri. Musuh kita banyak sekali. Sudah saatnya kita saling bergandengan tangan dalam perjuangan ini, saling mengokohkan dan menopang, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Saling merasa senasib-sepenanggungan dalam menghadapi tirani. Tidak ada yang boleh merendahkan, merasa lebih tinggi dan lebih mulia satu dengan yang lain. Semua itu biarlah Allah yang menilai. Tugas kita adalah berusaha dengan segenap yang kita mampu untuk menghambakan hidup dalam perjuangan Islam. Berusaha untuk menghindari saling mencela dan berbantahan sehingga membuat kita lemah dihadapan musuh. Semoga Allah meneguhkan hati kita dan mengaruniakan kita satu diantara dua kebaikan yaitu hidup mulia atau mati sebagai syuhada. Aamiin
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr 1-3)
“Siapa pun bersumpah dirinya untuk menjalani hidupnya demi agamanya, ia kelak akan memiliki hidup yang lelah, tetapi yakinlah ia akan hidup “Megah”. Dan bahkan jika tentara kegelapan mengepung di sekeliling-nya, ia yakin sepenuhnya tentang datangnya fajarf” -Asy Syahid Sayyid Qutb-
Penulis, Ibnu Nasrullah