PANJIMAS.COM – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Al-Habib Muhammad Rizieq bin Husain Syihab menyampaikan pernyataan sikapnya terkait penyerangan di Paris, pada Jum’at (13/11/2015).
Menurut Habib Rizieq, apa yang menimpa rakyat Perancis akibat dari ulah pemimpin mereka sendiri yang telah menebar angin dan kini menuai badai. Berikut pernyataan lengkap Habib Rizieq yang dimuat pada Ahad (15/11/2015).
Bismillaah wal Hamdulillaah …
Wa Laa Haula wa Laa Quwwata illaa Billaah …
Sunnatullaah… Siapa menanam benih kebencian dan permusuhan, niscaya akan memanen perselisihan dan pertikaian. Siapa menanam benih kejahatan dan kezaliman, niscaya akan memanen dendam dan kemarahan. Siapa menanam benih kekejaman dan kebiadaban, niscaya akan memanen peperangan dan pertumpahan darah. Itulah sebabnya dalam peribahasa Indonesia dikatakan: ”Siapa menebar Angin akan menuai Badai.”
PARIS DISERANG
Jum’at 13 November 2015 malam, dunia dikagetkan dengan serangan teror dengan senjata otomatis dan bom oleh sejumlah pemuda di sejumlah lokasi di jantung kota Paris di Prancis, antara lain di stadion olah raga Stade de France, Restauran Petit Cambodge di Les Halles dan gedung konser Bataclan Concert Hall, yang seluruhnya menewaskan 129 orang dan melukai 259 orang.
Pemerintah Perancis pun mengumumkan keadaan Darurat, yang disusul dengan putusan hari berkabung nasional selama 3 hari. Para Pemimpin Dunia menyampaikan bela sungkawa untuk Prancis, sekaligus mengutuk dan melaknat para pelaku teror tersebut, termasuk Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Di internet dan medsos, warga dunia pun berlomba menyampaikan “Pray for Paris” sebagai bentuk turut berduka cita atas peristiwa tersebut.
ANALISA
Berbagai analisa pun muncul terkait kejadian tersebut, ada yang langsung menuding ISIS dan ada juga yang menuding pihak lainnya. Di antara sekian banyak analisa, ada dua pandangan yang cukup menarik untuk dicermati, yait :
- Terkait dengan dukungan Prancis terhadap kemerdekaan Palestina dan keanggotaan resminya di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), yang mengakibatkan kemarahan Israel, sehingga beberapa waktu lalu ada peringatan dari Israel bahwa Prancis akan menerima konsekuensi atas pengakuannya terhadap negara Palestina. Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu pernah mengatakan bahwa pengakuan Prancis atas negara Palestina adalah “Grave Mistakes” alias Kesalahan Kuburan, maka sejumlah analis langsung menudingkan jarinya bahwa ”Serangan Paris” adalah rekayasa agen rahasia Israel, yaitu Mossad, dengan menjebak sejumlah Militan Muslim dan memberi jalan untuk menebar teror di Paris. Tujuannya jelas agar Perancis dan sekutunya tidak lagi memberi simpatik kepada gerakan Islam mana pun di Dunia, khususnya Pejuang Palestina yang merupakan musuh bebuyutan Israel, sekaligus agar menarik kembali dukungan Kemerdekaan Palestina.
- Terkait dengan keterlibatan Prancis dalam Pasukan Multi Nasional yang dipimpin Amerika Serikat di Afghanistan, Iraq dan Syria, sehingga Prancis menjadi salah satu target serangan balas dendam atas semua kejahatan dan kebiadaban yang dilakukan negara-negara sekutu di negeri-negeri Islam tersebut yang telah menewaskan ratusan ribu warga sipil (bandingkan dengan korban ”Serangan Paris” yang hanya menewaskan 129 orang) dan sekaligus menghancurkan tatanan kehidupan masyarakat mereka, secara politik, ekonomi, hukum mau pun keamanan. Ditambah lagi, selama ini Perancis dengan dalih HAM dan Kebebasan Berekspresi menjadi ”Surga” bagi para penista Islam dan penghina Nabi Muhammad SAW, seperti Charlie Hebdo dan lainnya. Karenanya, sejumlah analis langsung menuding bahwa pelaku ”Serangan Paris” adalah Militan Muslim dari ISIS atau lainnya, bahkan mereka memperkirakan akan ada serangan serupa atau lebih besar lagi terhadap negara-negara sekutu lainnya, selama mereka tidak hengkang dari negeri-negeri Islam tersebut.
Terlepas dari berbagai analisa, yang jelas hampir semua media nasional mau pun internasional saat ini menuding Militan Muslim sebagai operator lapangannya sesuai dengan identitas para pelaku yang telah diungkap.
I’TIBAR
Dunia wajib mengambil pelajaran dari berbagai serangan teror terhadap negara-negara sekutu yang melibatkan para Militan Muslim, mulai dari ”Serangan WTC” di Amerika Serikat pada 11 September 2001 hingga ”Serangan Paris” di Prancis pada 13 November 2015.
Kezaliman dan Kebiadaban AS bersama sekutunya di negeri-negeri Islam telah melahirkan Usamah bin Ladin di Dunia, bahkan telah melahirkan Amrozi dan Imam Samudera di Indonesia. Walau pun Usamah bin Ladin telah dibunuh oleh tentara AS, dan Amrozi bersama Imam Samudera telah dieksekusi mati oleh Pemerintah RI, namun selama AS dan sekutunya tetap melakukan kezaliman di negeri-negeri Islam dan kebiadaban terhadap umat Islam, maka niscaya ribuan Usamah bin Ladin, dan Amrozi serta Imam Samudera akan lahir kembali.
Karenanya, jika ingin menghentikan serangan teror Militan Muslim terhadap negara-negara sekutu, maka hanya ada satu jalan yaitu : ”Stop segala bentuk kezaliman dan kebiadaban terhadap umat Islam dan negeri Islam di mana pun … !!!”
Ingat : ”Siapa menebar Angin akan menuai Badai”
Hasbunallaah wa Ni’mal Wakiil … Ni’mal Maulaa wa Ni’man Nashiir … [AW/FPI]