SOLO, (Panjimas.com) – Selain mengadakan forum diskusi yang mengangkat tema Diskusi Terbatas Krisis Ekonomi dan Konferensi Pers, Muslimah HTI DPD II Kota Surakarta juga mengadakan pembacaan sebuah petisi terkait krisis ekonomi yang melanda negeri ini. Berikut ini isi dari petisi tersebut yang dibacakan oleh salah seorang praktisi pendidikan HTI, Setyawati. Ahad (20/9).
Kami intelektual Muslimah sebagai bagian integral dari bangsa, berkewajiban untuk menuntut tanggung jawab Negara dalam menyelesaikan krisis ekonomi yang berdampak pada kehidupan keluarga termasuk perempuan dan anak.
Penerapan sistem ekonomi kapitalis liberal terbukti menyebabkan krisis berulang, diantaranya pada tahun 1998 dan 2008. Dikarenakan sistem tersebut berbasil pda ekonomi ribawi, penetapan suku bunga saham dan bursa saham, serta fiat money yang rentan krisis.
Pera era kini situasi krisis ekonomi menjadi semakin parah, karena praktek ekonomi liberal tersebut masih berjalan. Situasi krisis terindikasi pada melambungnya harga pangan akibat inflasi, PHK missal sejumlah 30.000 pekerja (data kemenaker) hingga 100.000 pekerta (data Federasi Serikat Pekerja). Bertambahnya utang luar negeri yang mengarah pada kebangkrutan negara, defisit transaksi berjalan, likuiditas ketat dan ketegangan Politik.
Karenanya kami menuntut pemetintah untuk mengakhiri krisis dengan mengganti sistem ekonomi kapitalis dengan sistem ekonomi Islam yang diterapkan Khilafah.
Sistem ekonomi Islam memiliki kekunggulan komparatif karena,
Membangung fundamental ekonomi dengan menggiatkan sektor riil (ekonomi produktif) dibidang pertanian, industri, jasa dan sebagainya dan tidak berbasis ekonomi non riil (ribawi) yang haram
Menggunakan mata uang dinar dirham berbasis emas perak yang diakui stabilitasnya. Menghentikan sistem mata uang kertas tanpa back up yang berpotensi inflasi.
Sistem ekonomi Islam membangun kemandirian sistem kekuangan negara dan memiliki banyak alternatif pos pemasukan dengan jumlah pemasukan yang sangat besar. Sehingga menghindarkan negara dari debt-trap (perangkap utang) asing.
Selama sistem ekonomi kapitalis masih digunakan, maka krisis ekonomi akan terus melanda dan berdampak pada kesengsaraan masyarakat termasuk perempuan dan anak-anak.
Karena itulah, Kami Intelektual Muslimah Indonesia menuntut pemerintah untuk segera mengganti sistem ekonomi kapitalis ini dnegan sistem ekonomi Islam yang terbukti mensejahterakan semua masyarakat.