GARUT, (Panjimas.com) – Ratusan pegawai dari Pemerintah Kabupaten Garut menggelar sholat Istisqa atau solat meminta hujan di Alun-alun Garut, hal ini berkenaan dengan musim kemarau yang berkepanjangan di Kabupaten Garut.
Menurut Bupati Garut Rudy Gunawan, kemarau yang melanda wilayah garut saat ini memang sudah menimbulkan dampak yang cukup memprihatinkan Bahkan sebagain besar wilayah yang ada di Kabupaten Garut saat ini telah dilanda kekeringan dan kesulitan air.
“Dari 42 kecamatan yang ada di Garut, 40 di antaranya kini telah dilanda kekeringan. Ini tentu sangat memprihatinkan dan harus segera ditanggulangi,” ujar Rudy di Alun-Alun Garut, pada Senin (10/8/2015). Seperti dilansir pikiranrakyat.
Kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah di Garut, kata Rudy telah menyebabkan ribuan hektare sawah terancam gagal panen. Tak hanya itu, bahkan tak sedikit warga Garut yang kesulitan mendapatkan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Dalam kesempatan tersebut Rudy juga menyampaikan bahwa di wilayah Garut terdapat hulu Sungai Cimanuk yang mengalir sampai wilayah Pantura.
“Kalau sampai Garut benar-benar kering, maka sejumlah kabupaten di wilayah Pantura pun tentu akan merasakan dampaknya. Termasuk halnya ketersediaan air untuk Waduk Jatigede yang pastinya tidak akan ada,” katanya.
Rudy juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi kekeringan, seperti penyediaan pompa air dan selang.
“Di Garut, saat ini hanya ada beberapa kecamatan yang masih memiliki cukup air, di antaranya Cilawu, Samarang, Bayongbong, dan Tarogong, sedangkan yang lainnya sudah sangat sulit,” ujarnya.
Kekeringan ini pun lanjutnya, juga telah menyebabkan Gunung Papandayan dan Gunung Guntur kebakaran. Hal ini merupakan kejadian rutin yang selalu terjadi setiap kali musim kemarau.
Oleh karenanya Rudy berharap, upaya melalui solat istisqa ini dikabulkan sehingga di Garut segera turun hujan. Dengan demikian, maka seluruh kebutuhan warga atas air akan tercukupi.