Takmir Masjid Perlu Hati-hati dan Waspada
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Para takmir masjid (kini disebutnya DKM, rasanya lebih tepat dikembalikan kepada istilah takmir masjid saja, maaf) perlu hati-hati dan waspada. Kalau ada selebaran apapun, apalagi buletin, buku-buku dan sebagainya perlu diteliti dan dicek dulu, kalau perlu ditanyakan kepada yang mengerti tentang aneka kesesatan.
Di antaranya aliran sesat Syi’ah, Ahmdiyah, LDII, Liberalisme (menganggap Islam relatif sama benarnya dengan agama-agama lain), Multikulturalisme (menganggap Islam bagian dari budaya, hingga tidak boleh meyakini hanya Islam saja yang benar, kalau tetap meyakini maka dianggap sebagai musuh bersama, dan itu bermuatan kemusyrikan baru), Pluralisme Agama (alias kemusyrikan baru, menyamakan semua agama), Islam Nusantara (bermuatan sinkretisme), Inklusivisme (bermuatan menganggap mungkin agama Islam mengandung kesalahan) dan sebagainya.
Itu semua merusak Islam, namun kini justru oleh kaum anti Islam akan diupayakan dengan hukum, sedang digodok apa yang disebut RUU PUB (Rancangan Undang-Undang Perlindungan Umat Beragama). Jadi bukan Islam yang otentik shahih yang akan dilindungi, tetapi aneka perusak Islam itu yang akan dilindungi dengan rencana menghapus pasal 136A KUHP tentang penodaan Agama. Sehingga para penoda agama dan penyesat diupayakan akan tidak bisa dijerat hukum. Itu lebih buruk daripada membuat undang-undang yang melindungi koruptor dan maling. Karena yang dicuri hanya harta. Itupun sudah jahat sama sekali bila para koruptor dan maling dilindungi undang-undang. Apalagi kalau yang diupayakan untuk dilindungi pakai undang-undang itu para perusak Islam, itu lebih dahsyat lagi keburukannya, karena yang dirusak adalah agama Allah Ta’ala. Anehnya justru kini sedang diupayakan oleh orang-orang yang anti Islam, dengan dalih perlindungan umat beragama.
Rasa-rasanya kini perlu ada bagian kemasjidan (kalau bisa setiap masjid) yang menyeleksi aneka selebaran, buletin, buku-buku yang mungkin diterbitkan oleh aneka macam jenis faham sesat yang membahayakan itu. Bahkan slebaran biro perjalanan Umroh pun ada yang dari aliran sesat. Jangan sampai takmir masjid menyebarkan slebaran atau buku yang ditaruh orang tanpa tahu apa isi dan misinya.
Allah Ta’ala telah mewanti-wanti:
وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسُۡٔولٗا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya [Q.S. Al Isra”36].
Dan Allah Ta’ala memberikan solusi:
فَاسْأَلُوا أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
… maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui [QS. An Nahl43].
Kita akan diminta tanggung jawab diri kita masing-masing di akherat kelak. Dan lebih buruk lagi bila hanya karena diberi uang sogokan sedikit saja (risywah alias suap itu sedikit atau banyak tetap haram) lalu menyebarkan apa yang sebenarnya tidak boleh disebarkan menurut Islam. Itu celaka dua/ ganda; sudah menerima sogokan yang jelas diharamkan, masih pula menyesatkan orang.
Lebih dari itu, kalau sampai kita sengaja mengundang orang dari kalangan syiah dan atau yang sesat-sesat lainnya lalu untuk ceramah, khutbah dsb; maka sama dengan mempropagandakan kesesatan terang-terangan, bahkan di Rumah Allah. Betapa beraninya. Betapa beratnya tanggung jawabnya kelak di akherat.
Hidup ini untuk mempersiapkan bekal kehidupan di akherat kelak. Oleh karena itu bekal yang sudah kita persiapkan jangan sampai kita rusak sendiri hingga mengakibatkan penyesalan yang tidak berkesudahan. Di sinilah pentingnya kita berhati-hati, apalagi di saat banyaknya aliran sesat yang berseliweran, di antara sasarannya lewat masjid-masjid Umat Islam.
Sekian, semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 15 Sya’ban 1436H/ 2 Juni 2015
Hartono Ahmad Jaiz,
(Da’i- penulis buku-buku Islami)