(Panjimas.com) – Tidak cukup menjadi petugas partai saja, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memainkan perannya sebagai petugas taipan.
Peran ini semakin terang dalam sebuah kegiatannya kemarin. Jokowi meng’endorse’ sebuah produk dari taipan kaya raya. Gayanya seperti seorang salesman Bolt! Anda tahu siapa pemilik produk BOLT? Awalnya adalah PT. Internux, kemudian diakuisisi sahamnya hampir 70% oleh First Media. Siapa FirstMedia? Perusahaan digital media ini adalah ‘saudara’nya BeritaSatu yang dimiliki oleh Lippo Group, James Riady.
Siapa James Riady? Monggo cari tahu deh…
Konglomerat Indonesia, James Riady diam-diam telah berhasil masuk kembali ke Amerika Serikat (AS). Padahal dia telah dilarang masuk ke AS setelah mengaku bersalah pada tahun 2001 atas “konspirasi menipu AS” melalui kontribusi ilegal untuk kampanye mantan Presiden AS Bill Clinton dan figur Partai Demokrat lainnya.
Kedatangan kembali James ke AS menimbulkan pertanyaan tajam bagi Departemen Luar Negeri AS di bawah komando Hillary Clinton. Bagaimana dan kenapa milyuner asing yang terkena skandal era Clinton bisa mendapatkan visa AS. Padahal selama pemerintahan mantan Presiden AS George W Bush, dia tak bisa masuk ke AS.
James pertama kali bertemu Bill Clinton tahun 1978 ketika dia tinggal selama empat bulan di Little Rock, di mana Lippo membeli bank lokal. Saat kembali ke AS pada tahun 1984, James tinggal di Arkansas selama dua tahun sebelum pindah ke California dan sering melakukan kontak dengan Gubernur Arkansas saat itu, Bill Clinton. Ini saya kasih beberapa link saja: https://news.detik.com/read/2010/01/05/161007/1272147/10/
Riady memang dikenal sangat dekat dengan Bill Clinton. Kedekatan mereka ini pula yang membuat Megawati bisa diyakinkan untuk memajukan Jokowi sebagai Capres. Indikasi intervensi Bill Clinton dalam Pilpres 2014 ini banyak dibahas juga di beberapa media nasional.
Kecurigaan terhadap Clinton muncul, karena yang bersangkutan memiliki hubungan baik dengan konglomerat Indonesia yang mendukung capres Jokowi.
Pengamat politik internasional dari Lembaga Studi Politik Asia-Pasific (LS-PAP), Johan Hendrik Setiawan, mencurigai kedatangan Clinton ke Indonesia berkaitan dengan situasi hasil Pilpres yang tengah menunggu hasil rekapitulasi KPU.
“Kita perlu mewaspadai agenda terselubung di balik kunjungan Clinton di saat rakyat Indonesia sedang menunggu hasil pemilu presiden,” ungkap Johan, Selasa (15/7/2014). (sumber: https://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=246353)
Tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menilai, kedatangan Bill Clinton ke Indonesia dalam masa pilpres sangat janggal dan sarat kepentingan. Kecurigaan yang muncul, kehadirannya dikhawatirkan dapat mengintervensi KPU.
“Ini bukan kunjungan biasa, tapi kunjungan politik yang dapat mengintervensi penghitungan suara pilpres oleh KPU,” ujar Penasihat Prabowo-Hatta, Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo kepada wartawan, Sabtu (12/7/2014). (sumber: https://pemilu.sindonews.com/read/882373/113/kedatangan-bill-clinton-dicurigai-intervensi-hasil-pilpres)
Taipan pendukung dana kampanye Jokowi (salah satunya James Riady): https://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/03/269582023/Berharta-Triliunan-Para-Taipan-Ini-Sokong-Jokowi —> Sebelumnya bisa dibuka, sekarang content-nya sudah dihapus tempo.
Bagaimana? Semakin terlihat benang merahnya?. [GA/Source: facebook.com/story.php]