(Panjimas.com)-
Pernyataan Resmi Tanzhim Al Qo’idah di Jazirah Arab
No Pernyataan : 94
Tanggal : 25 Jumaadil Aakhir 1436 H
Belasungkawa Kesyahidan Syaikh Al Mujahid Ibrahim Bin Sulaiman Ar-Rubaisy
Segala puji hanya bagi Alloh Rob semesta alam, semoga sholawat serta salam terlimpahkan kepada Rosululloh kepada keluarganya dan para sahabatnya.. Amma Ba’du :
Alloh ‘azza wajalla berfirman dalam Al Qur’anul karim :
مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا۟ مَا عَٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًا
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).
Lewat keridhoan (rela) hati dengan takdir Alloh, dan hati yang menerima akan hukum dan keadilannya, kami persembahkan kepada kaum muslimin di belahan timur dan barat negeri, berikut kami khususkan pada saudara kami dari kalangan mereka di Al Qashim dengan sebuah kabar gembira syahidnya salah seorang ksatria dari ksatria Islam, seorang Mujahid, ‘Aabid, Zaahid, Al Muroobith, Asshobir (seorang yang sabar) yaitu Syaikh Ibrahim Bin Sulaiman Al Rubaisy -Rohimahulloh- beliau gugur (syahid) bersama sejumlah ikhwan-ikhwan (mujahidin) ditengah gempuran bombardir salibis pada malam senin tanggal 24 Jumaadits Tsaniy setelahnya beliau menunaikan perjalanan juang menjadi seorang mujahid fie sabilillah yang menggentarkan amerika dan para Agen-agennya.
Bermula di Agfhanistan beliau menjadi pejuang (mujahid) bersama para mujahidin disaat agresi (kampanye) salibis, beliau (juga) menjadi bagian dari pahlawan Tora Bora Waqasi saat wisata jihadnya dalam beragam keadaan hingga Alloh menguji beliau dengan sebuah penjara Guantanamo selang beberapa tahun , di sanalah fase-fase I’dad, istirahat (rehat) seorang mujahid, kemudian pasca Alloh membebaskannya dari penjara guantanamo ia berjumpa (bergabung) bersama kapal layar saudara-saudaranya para mujahidin di Jazirah arab, di antara mereka telah terbangun Al Qudwah Hasanah (tauladan yang baik) dan model-model pribadi yang baik, berjihad dengan tangannya dan berperang dengan senjata-senjatanya, mereka bertempur di atas barokah Alloh. Ia pun enggan melainkan untuk menjadi pembuka barisan-barisan yang menggentarkan musuh-musuh Alloh, dan ia mengendarai sekumpulan para pemuda, kekerdilan semangat mereka berubah pada semangat beliau daan kekurangan hentakan mereka menjadi kekuatan hentakan beliau, Alloh tengah mengumamakan bagi mereka perumpaan hebat dari keberanian, pengorbanan dan ketangkasan dalam menerima kesyahidan.
Dalam amaliyah lapangan militer – beliau (rohimahulloh) merupakan seorang Da’i, Murobbi, Al Muwajjih (pemberi arahan), An-Nashih (Penasihat), ia kembali pada tingkatan Ahlul Ilmi yang jujur lagi Alloh muliakan dan berkahi atas ilmu tersebut, mereka (para ahlul ilmi yang jujur) diantaranya orang-orang yang menunaikan amanah, dan tidak tunduk pada realita atau kebengisan penguasa, tumbuh pada diri beliau khasyyah agar tidak menjadi bagian dari orang-orang yang menelintirkn ilmu dan mencampuradukkan atas manusia karena harapan kemashlatan golongan, jama’ah atau tanzhim, setiap nasihat dan perbaikan beliau menjadi tiang pengokoh dari tonggak-tonggak jihad di Jazirah Arab, ia menjaga jalan juang dari kerusakan yang akan menuju pada Ifrath atau Tafrith dan melukiskan garis juang dan garis arah perjuangan, beginilah yang mesti ditunaikan oleh Ahlul Ilmi dan Inilah puncak sejati bagi Ahlul Ilmi dan Ulama.
Dan sungguh kami telah mengenal Syaikh Ibrahim Ar-Rubays – Rohimahulloh- dari awal mulai langkah awal hijroh, jihad, Dakwah selaku peran Ahlul Ilmi, bagaimana ia membangun dan memperbaiki, bagaimana lantangnya beliau menyuarakan kebenaran lewat sebuah nasihat, pada jalan juangnya Ahlul ilmi telah dimudahkan dan pada garis juangnya berlayar para pengikut perjuangan, dan inilah darah dan jasadnya hari ini telah memanggil pada Ahlul Ilmu dan pejuang Dakwah, bergegaslah menuju medan-medan juang, medan jihad dan pengorbanan, bergegaslah menuju medan-medan Tarbiyah dan Dakwah, kemarilah,, kemarilah bercocok tanam dan meninggikan bangunan kokoh dan menegakkan ketinggian Dien ini, kemarilah kalian guna menyucikan ilmu dan membuat agenda bagi ummat kalian.
Duhai para mujahidin yang jujur di belahan bumi timur dan barat : ini merupakan icon dari icon (ulama mujahid) kalian, dan Syaikh dari syaikh-syaikh kalian yang hari ini telah berpulang menuju pangkuan Alloh setelah menempuh jalan perjuangan yang panjang, tidak merubah dan tidak pernah mengganti dan tidak pula kompromi atau bermesra-mesra. Beliau tidk tertipu dengan kelezatan dunia dan keindahannya begitu juga kesesatan-kesesatan fitnah, beliau telah menunaikan janji pada Alloh dan menuju pangkuan Alloh di medan tempur ini, sebagai penegasan bagi kalian bahwa kebenaran dakwah kami adalah dengan syahidnya para pemimpin kami, dan kini seorang pengemban ilmu yang jujur telah berjuang dalam barisan mujahidin selalunya mengingat sabda seorang komandan jihad, Muhammad Shollallohu ‘alaihi waa sallam…
لَوَدِدْتُ أَنِّي أَغْزُو فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَأُقْتَلُ ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ
sesungguhnya saya ingin sekali berperang fi sabilillah, kemudian saya terbunuh, lalu saya berperang lagi lalu saya terbunuh, setelah itu saya berperang lagi dan terbunuh.” (HR. Al-Bukhari)
Wahai para Mujahidin..
Jikalau agama ini akan kalah dan lenyap sungguh matinya seorang lelaki akan mengalahkan dan habis pada hari wafatnya rosululloh -Shollallohu ‘alaihi wa sallam- berikut para sahabatnya, kalaulah setiap urusan terikat pada seseorang maka sungguh akan seleseilah Dien ini sejak kemunculan Islam, namun agama Alloh ini merupaakan urusan Alloh yang telah Alloh jamin dengan penjagaan dan kuasanYA, maka janganlah kalian merasa hina dan janganlah bersedih hati padahal kalianlah yang tinggi, jadikanlah slogan kalian sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ (١٤٦) وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (١٤٧
Dan betapa banyak Nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebihan (dalam) urusan kami,tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir” [Al Imron 146 – 147]
Yaa Alloh terimalah Syaikh Ibrahim Ar- Rubaisy dan segenap ikhwan-ikhwan lainnya dalam kumpulan para Syuhada, Yaa Alloh angkat tinggilah kedudukan mereka, dan luaskanlah rahmat-Mu atas mereka. Yaa Alloh kamilah anggota kaum muslimin yang berharap kebaikan dari (jiwa-jiwa) mereka. bahwasanya engkau (Yaa Alloh) berkuasa atas itu.
Kami akhiri seruan kami dengan Alhamdulillahi Robbil ‘aalamin
Tanzhim Qo’idatul Jihad di Jazirah Arab
25 Jumadil Aakhir 1436 H – 14 April 2015 M
[Nizal]