(Panjimas.com) – Entah kenapa opini-opini media di Indonesia lebih mengarahkan kepada bahaya laten ISIS (Islamic State of Iraq and Syam –red) yang jelas-jelas tak eksis di sini, tapi di Timur Tengah. Sedangkan bahaya laten Komunis yang berubah menjadi OTB justru perlu diwaspadai…
@jawapos hari ini menulis ‘bahaya laten ISIS’. repot-repot begituan. noh bahaya laten Komunis sedang mengincar negeri ini ga dibahas?! media di Indonesia ini aneh. suka membahas hal-hal yang tak substansial.
ISIS diseberang lautan dibahas. Komunis didepan mata dibiarkan! ISIS takkan menjadikan Indonesia sebagai bagian dari negaranya. Disini tak masuk road map mereka. Tapi Komunis dari dulu sudah melakukannya. Komunis sudah 2 kali melakukan pengkhianatan terhadap Indonesia. lagi.. dan lagi.
Kenapa media justru membahas ISIS di Timur Tengah? Daripada bahas ISIS yang entah kapan akan ekspansi ke Indonesia, mending bahas Putri Indonesia yang terang-terangan pakai atribut Komunis! dalam logika tempur, memikirkan musuh yang belum jelas dan mengabaikan lawan yang sudah angkat senjata, adalah ketololan.
Media di Indonesia coba membangun opini bahwa ISIS adalah ancaman nyata bagi NKRI. pertanyaannya: sejauh apa ISIS sudah bertindak disini? sekarang dengan pertanyaan yang sama, sudah sejauh apa Komunis sudah bertindak pada Republik ini? | jangan lupakan 1926 – 1965.
Kami tak berniat membela ISIS. Kami ingin kita objektif dalam menilai sebuah kasus. Apa yang dibangun media saat ini adalah pembodohan! Kita paranoid terhadap ISIS yang tak memasukkan Indonesia ke dalam rencananya? Tapi komunis sudah memasukkan kita dalam rencananya sejak lama! itu dari sisi opini yang dibangun media.
Sekarang dari sisi hukum. Komunis dilarang oleh TAP MPR dan UU. Apakah ISIS dilarang juga? Tapi memang susah menjadi waras ditengah-tengah orang gila. [GA/kultwit: @Semesta_Kicau]