JAKARTA (Panjimas.com) – Hari Jum’at kemarin, 23 Januari 2015 masyarakat Indonesia dikejutkan oleh berita heboh tertangkapnya seorang Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto oleh tim dari Bareskrim Mabes Polri saat mengantar anaknya ke sekolah.
Saya tidak tertarik membahas sisi politiknya, karena politik itu berkaitan dengan kepentingan, dan bukan lagi urusan benar dan salah. Dalam kasus ini saya justru tertarik dari sisi parenting. Ada message (pesan) Allah SWT yang dititipkan lewat kasus ini, yaitu kita diminta melihat bagaimana sosok seorang ayah mendidik anaknya.
Mari kita cermati bersama :
a. Pak Bambang ditangkap saat mengantar anaknya yang keempat sekolah, masih usia SD, ditemani anak ketiganya yang mau kuliah. Berita terkait hal itu bisa dilihat dalam link ini : Tak Jadi Ditahan Polri, Wakil Ketua KPK Bambang Pulang ke Rumah Kecup Kening Istri & Pergi ke Masjid Bareng Anaknya.
-
Learning point :Sesibuk apapun seorang ayah tidak akan melewatkan moment penting yang akan dikenang anak sampai besar. Salah satunya adalah perbincangan di mobil selama perjalanan ke sekolah.b. Pak Bambang saat ditangkap dan “diborgol”oleh pihak Bareskrim disaksikan dari awal hingga akhir oleh putri ketiganya yang sudah berusia 20 tahun.
Learning point : Seorang ayah harus berani menancapkan memori kuat ke anak yang sudah aqil baligh, untuk tidak takut menanggung resiko, dan berani mengatakan benar meskipun itu pahit.
c. Pak Bambang dalam kondisi diborgol, di mobil yang penuh dengan tim Bareskrim, meminta anak perempuannya untuk duduk di pangkuan dia dan ikut sampai ke Bareskrim.
Learning point : Dalam kondisi seburuk apapun, imam atau pemimpin keluarga tetap bertugas menjaga iman dan kehormatan diri, anak, dan keluarganya.
d. Selama ditahan di Bareskrim anak perempuannya setia mendampingi, justru muncul percakapan antara ayah dan anak tentang pra peradilan, proses tersangka dan proses hukum lainnya.
Learning point : Seorang imam keluarga selalu memaknai semua moment baik indah maupun buruk, sebagai moment belajar untuk anak dan istrinya.
e. Saat anak dan istrinya ditanya wartawan, terlihat tegar, dan mengatakan “ini konsekuensi dari pekerjaan ayah”.
Learning point: Seorang imam keluarga harus mendidik anak dan istrinya menjadi pribadi yang tangguh, mendidik mereka agar bisa mandiri dan siap dengan segala kemungkinan.
f. Pak Bambang tidak mau makan dan minum makanan dari Bareskrim.
Learning point : seorang imam keluarga wajib memiliki “skeptical thinking” tidak mudah percaya, walaupun berada dalam tekanan.
g. Pak Bambang tadi pagi, jam 4.15 WIB akhirnya sampai rumah dan bertemu dengan anak dan istrinya. Kemudian yang beliau lakukan mencium kening anak dan istri, berganti baju koko, dan mengajak anak laki-lakinya jama’ah sholat subuh di masjid. (Link berita ini seperti diatas)
Learning point : Apapun kondisinya, seorang imam keluarga akan fokus pada masa depan, tidak terbelenggu dengan masa lalu, segera “move on” melakukan peluang pahala berikutnya, terlebih dalam meninggalkan jejak pengalaman untuk anaknya.
Selama misi hidup seseorang belum selesai, yakinlah pasti Allah akan selalu memberikan tantangan untuk menaikkan kelas derajat hidupnya dan keluarganya. Allah tidak akan membebani hamba-Nya, melainkan sesuai dengan kemampuannya.
Pak Bambang yang ahli hukum dan sangat peduli pada keluarganya pasti akan mendapatkan tantangan hidup di kedua hal itu, dan tidak mungkin yang lainnya. Apa materi hidup yang sedang anda kuasai saat ini? Siapkan diri dan keluarga untuk mendapat soal ujian di bidang tersebut.
Latih menjadi sosok yang tangguh mulai hari ini, karena tangguh itu menular… [GA/pesan Broadcast]