PANJIMAS.COM – Front Pembela Islam (FPI) melalui fan page jejaring sosial Facebook milik Imam Besar FPI, Al-Habib Dr Muhammad Rizieq Syihab, Lc, MA menegaskan penolakannya atas kenaikan harga BBM.
Dalam rilisan yang dimuat di jejaring sosial pada Selasa (18/11/2014) itu pula, FPI menyertakan “Fatwa Tolak Kenaikan Harga BBM” yang pernah dimuat sejak tahun 2005.
Selain itu FPI menyindir sikap tidak konsisten Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) termasuk janji-janji Jokowi yang di masa pemerintahan SBY maupun kampanye Pilpres menolak kenaikan harga BBM. Berikut ini selengkapnya.
Kenaikan BBM
Saat Presiden SBY berkuasa dan menaikkan harga BBM karena “melambungnya” harga minyak dunia, maka PDIP atas “nama rakyat” protes keras dan menerbitkan Buku Putih yang berisi 1001 Cara tidak Menaikkan harga BBM. Dan saat kampanye Pilpres 2014 salah satu janji unggulan Jokowi adalah “membela rakyat” dengan tidak akan menaikkan harga BBM.
Ironis, kini saat harga minyak dunia sedang “turun drastis”, dari semula di atas US $ 100 / barrel menjadi US $ 75,64 / barrel bahkan diperkirakan akan turun hingga US $ 73 / barrel dalam waktu dekat. Dan saat negara-negara lain rencanakan penurunan harga BBM di dalam negerinya, termasuk negara jiran Malaysia. Justru Jokowi menaikkan harga BBM dengan sangat tinggi, karena harga bensin naik 30,76 % dari Rp.6.500 / liter menjadi Rp.8.500 / liter dan harga solar naik 36,36 % dari Rp.5.500 / liter menjadi Rp.7.500 / liter.
Kenaikan di atas 30 % itu tidak sedikit, dan akan terjadi “efek domino” terhadap semua kebutuhan rakyat di semua sektor, sehingga harga-harga akan melambung tinggi.
Lalu, kemana “Jurus 1001 cara PDIP” untuk tidak naikkan harga BBM?! Dan kemana pula “Janji Bela Rakyat” Jokowi yang tidak akan naikkan harga BBM?!
Sejak tahun 2005, DPP FPI telah menerbitkan “Fatwa Tolak Kenaikan BBM” selama korupsi tidak diberantas tuntas dan telah disebar-luaskan melalui pamflet maupun media sosial. Dan di tahun 2008, DPP FPI menegaskan kembali fatwa BBM tersebut. Kini, di tahun 2014, DPP FPI pun tetap berpegang kepada Fatwa tersebut.
Akhirnya, rakyat hanya bisa bersenandung sedih dan perih :
Naik Naik BBM Naik
Tinggi Tinggi Sekali 2x
Kiri Kanan Ku Lihat Saja
Banyak Rakyat Sengsara 2x [AW]