(Panjimas.com) – Sikap ulama menentang kekerasan Daulah Islamiyyah Iraq dan Syam atau Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) yang didasarkan pada fatwa-fatwanya tidaklah menyelesaikan masalah, bahkan menimbulkan persoalan baru.
Seperti arogansi negara-negara Asing terhadap Iraq, Amerika Serikat (AS) yang mendapat dukungan dari negara sekutunya Inggris dan Australia, sebagaimana yang dikutip situs Kompas.Com. Boombardir Amerika dilakukan beralasan karena menjaga kepentingan Amerika di Iraq, disamping alasan menyelamatkan warga Iraq yang eksodus dari wilayah wilayah yang di kuasai ISIS.
Paling tidak ada dorongan mengapa Amerika membombardir ISIS, disamping alasan pembenaran Negara Adi Daya menyerang wilayah ISIS, juga ISIS disambut beragamam dikalangan ulama, terutama fatwa-fatwa kontra ISIS yang menjadi landasan Asing mengambil kebijakan menyerang ISIS.
Fatwa kontra ISIS ini menjadi perhatian dunia barat yang mengambil keuntungan untuk mengambil muka di Timur Tengah. Fatwa yang tidak mendidik yang di keluarkan lembaga Islam di Indonesia, adalah fatwa-fatwa yang tidak argumentatif dan menyeberang dari layaknya fatwa.
Tetapi fatwa itu bersifat dadakan atas desakan politik, dan tidak berpikir panjang, apa dampaknya terhadap keberadan Islam yang berada dalam naungan ISIS tersebut. Hingga melahirkan sikap berani Asing mengambil tindakan menghajar ISIS di wilayah tersebut. Jadi jelasnya para ulama rela menjual agamanya sendiri kepada Asing.
Kalau persoalan ISIS brutal, sadis dan sejenisnya, toh selama ini tak ada himbauan ulama dunia kepada ISIS untuk tidak berbuat seperti itu, tetapi mengapa harus mengeluarkan fatwa yang justru menjadi bumerang terhadap umat Islam itu sendiri? Apa para ulama bangga dengan sikap negara Amerika yang melakukan Ginosid (genosida) terhadap ISIS?
Jadi sikap sikap para ulama yang melahirkan sikap kontra dan anti ISIS sangat arogan juga, karena memutuskan perkara yang justru menjadi legalisasi negara asing terhadap negara Asing lainnya. Pembenaran secara tidak langsung kepada Negara Asing dalam membangun kekuatan di Timur Tengah.
Umat Islam sudah kehilangan Palestina, dan sekarang menuntut Amerika kembali mengerahkan para eksekutor ke Iraq untuk membumihanguskan Islam di Iraq. Itu sama saja fatwa Majelis Ulama membenarkan tindakan orang ASING DI NEGARA IRAQ.
Sikap yang tak pernah terpikirkan akan melahirkan arogansi baru Amerika di Timur Tengah, lagi-lagi bertindak sebagai polisi dunia yang membahayakan status negara Merdeka menjadi negara jajahan dan jarahan. Kalau banyak yang mempertanyakan, mengapa ISIS tidak menyerang Baghdad dan Israel?
Jawaban bisa dilihat dengan serangan Amerika terhadap ISIS, padahal belum menjadi Daulah sepenuhnya yang memang menjadi impian dunia barat agar khilafah tak pernah tumbuh kembali . Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun. [Zulkarnaen El Madury]