INILAH KAMBOJA
PANJIMAS.COM – Hidup di Negara lain yang mayoritas non-islam dengan banyaknya tantangan merupakan pengalaman yang luar biasa untuk saya. Kamboja bukanlah seperti negeri Jazirah Arab yang mayoritas penduduknya muslim. bukan juga sebuah Negara maju layaknya negeri paman sam yang di memiliki ratusan gedung gedung bertingkat yang mengangkasa. Bukan juga layaknya negeri Sakura yang memiliki teknologi robotik dengan puluhan experiment di setiap minggunya. Kamboja adalah sebuah Negara berkembang yang baru mengepakan sayapnya untuk mampu terbang mengangkasa dan mampu bersaing dengan Negara lainya. [ tukang tuk-tuk/angkot di sini HP nya paling jelek IPhone 5 lohh… ^_^ ]
Saya jadi teringat ketika hendak berangkat ke Kamboja dan bertanya kepada teman kuliah saya yang pernah tinggal di ibukota kamboja Phnom Penh selama satu pekan. “ Phnom penh adalah Jakarta tahun 1990-an “. Subhanallah.. sungguh menakjubkan bagi saya dapat pengalaman baru hidup di Negara lain yang baru berkembang seperti Kamboja. Walaupun Negara berkembang kamboja memiliki satu gedung pencakar langit yang mampu di lihat dari jarak yang cukup jauh. Gedung yang cukup tinggi dengan design bangunan yang unik dan minimalis modern seperti di Negara maju lainya Vattanac Capital Tower dengan tinggi + 188 Meter .
SHAUM RAMADHAN DI “ PEARL OF ASIAN ”
4 Bulan sudah kami tinggal di negara yang mendapat julukan “ Pearl of Asian “ ini. Tidak banyak yang terlalu istimewa bulan ramadhan di Kamboja. Tapi banyak pengalaman dan juga tantangan yang istimewa di sini. Ramadhan di Kamboja dimulai pada hari ahad dan jatuh di musim hujan Alhamdulillah ^_^. Karena musim panas disini ±48 derajat.
Puasa disini satu jam lebih lama di bandingkan di Indonesia jam 18.32 Adzan Maghrib dan Adzan Shubuh 10menit lebih awal dari Indonesia. Dari informasi yang saya dapatkan dari salah seorang ustadz di kamboja bahwa Kamboja mempunyai perkumpulan mufti ulama yang di jadikan rujukan dalam menentukan awal Ramadhan. Walaupun terkadang dalam menentukan awal dan akhir ramadhan hampir mayoritas masyarakat kamboja mengikuti pengumuman dari Malaysia.
KBRI di Kamboja
Ramadhan pertama kami mendapat surat undangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia [KBRI di Kamboja] untuk melaksanakan buka bersama dan shalat tarawih berjamaah di Kedutaan. Ini merupakan agenda rutin kegiatan Ramadhan dari KBRI mengadakan Buka Bersama [BukBer] dan Tarawih Berjamaah di akhir pekan Sabtu dan Ahad. Warga Indonesia dan undangan warga muslim Kamboja bergabung melaksanakan shalat berjamaah. Yang di pimpin oleh salah satu imam masjid di Kamboja. Shalat tarawih di KBRI menggunakan 11 Rakaat, 8 rakaat 4 salam, 3 rakaat witir 2 salam. Yang di selingi dengan bilal di setiap salamnya. Dan khusus untuk pertengahan ramadhan KBRI mengadakan acara BUKBER dan TARAWIH di Wisma Indonesia atau rumah Duta besar di kamboja.
PENGALAMAN MENARIK SELAMA RAMADHAN
Warga muslim di Phnom Penh lebih banyak tinggal di pinggiran sungai Tonle Sap River. Yang kami menyebutnya dengan “Cham Village“ atau “Kampung Muslim”. Dan ada juga “Kompong Cham Province” Sebuah provinsi yang cukup besar yang mayoritas dihuni oleh orang muslim atau cham.
Banyak pengalaman menarik yang saya alami di Negara yang mayoritas penduduknya non-muslim ini. Salah satunya adalah Dosen Programmer saya Prof.Oum Sakosal yang sekaligus menjabat sebagai kepala jurusan Computer Science. Banyak menanyakan tentang shaum ramadhan dengan nada yang amazing tak percaya dengan tidak makan dan minum dalam waktu tertentu selama 30 hari. Kenapa kalian berpuasa ? apa manfaat puasa ? bukankah kalian bisa berbohong dengan makan dan minum di tempat yang sepi ? dan masih banyak pertanyaan yang kami jawab satu persatu dengan logika sederhana dalam menjawabnya.
Adalagi Mr.David Staff Administrasi Pusat Kampus yang mendapatkan beasiswa kuliah di UNPAR tahun 2013 lalu selama 2 tahun menceritakan keadaanya, “Saya disana [indonesia] setengah budha setengah Islam, saya mengikuti shalat tarawih dan shaum ramadhan walaupun masih bolong bolong”. Sentak saja kami bertanya, “ Loh.. kenapa bapak ikutan pak ?” Mr.david menjawab, “ Banyak warung makan dan restaurant tutup selama bulan ramadhan, Hahahahah….“. mr.david ini sudah lihai dalam berbicara bahasa Indonesia dan bahasa sunda kalimat thayibah dalam islam juga hafal, Allhamdulillah, Bismillah.. Allahu Akbar Dll. [jangan jangan syahadat apa lagi, tinggal islamin aja nih, Hahahah] So, pertengahan Agustus 2014 beliau mendapatkan beasiswa S2 lagi di UNPAR.
Terakhir, selama kami mengunjungi mal mal di ibukota Phnom Penh ada satu mal yang kami sukai. Mal yang baru buka bulan juni 2014 ini ternyata “Japan Style Mal” alias “Mal Japan” bagi kami. Namanya AEON. Kenapa kami suka ? karena dari puluhan mall “High Class” dan “Low Class” di kamboja Hanya ini Mall Terbesar di kamboja yang memiliki fasilitas Mushalla di dalamnya. Alhamdulillah… ^_^ jaraknya cukup dekat dari kedutaan 2KM. dan di sini pula saya bertemu dengan 13 warga muslim Indonesia yang bekerja di restaurant halal Malaysia yang mayoritas asal Jakarta dan Bekasi.
Tempat wudhu mushola di AEON Mall
MAKANAN HALAL
Bicara soal makanan dan minuman yang halal di negara ini sangatlah minim. Karena mayoritas penduduk disini 91% Buddha. Sehingga kita Harus cermat dan hati hati dalam memilih makanan dan minuman.
“Warga muslim Indonesia yang sudah tinggal lama di kamboja pun sangat berhati hati dalam memilih makanan dan minuman, kalo saya ketika makan bersama dengan teman saya di tempat lain, lebih memilih nasi goreng di combine dengan sayur . untuk urusan minyak nya entahlah, yang penting saya sudah berusaha untuk mengkonsumsi makanan halal.” ujar Kang Firdaus Pendiri dan pemilik Bali Resto di kamboja asal karawang yang sudah tinggal di kamboja21th.
Untuk membeli ayampun kita harus mikir dua kali. Karena ayam disini tidak di potong secara syar’i. ada yang lehernya di tekuk di dalam air hingga kehabisan napas. Ada pula yang konon di tembak lehernya dengan sebuah alat tembak khusus mematikan ayam.
Untuk daging sapi kami sangat amat jarang mengkonsumsi untuk ke hati hatian bercampur dengan daging babi. ikan yang memiliki nilai kehalalan 100% pun kami masih was was ketika di masak di rumah makan atau restoran non-islam. Mulai dari tempat masaknya sampai minyak yang digunakan.
Warung Bali Kang Firdaus dan Mang Karmin
Ada beberapa solusi untuk makanan dan minuman halal di kamboja :
- Makan di restoran Indonesia, Malaysia dan India (karena pemiliknya mayoritas muslim dan memasang logo HALAL ) < recommended >
- Makan di KFC, untuk anda penggemar FRIED CHICKEN anda dapat mengkonsumsi ayam kesukaan anda di KFC. Karena 98% semua KFC di kamboja pemiliknya muslim Malaysia yang ayamnya di beli dari perkampungan muslim di kamboja) < no-recommended pro yahudi >
- Belanja dan Masak sendiri. Ini adalah solusi cerdas yang di pakai oleh kami sebagai mahasiswa muslim Indonesia di Kamboja. Karena bahan bahan yang ingin di masak dapat kami pilih. Tempat masakpun 100% halal tanpa minyak babi dan zat haram lainya. Selain aman dan halal untuk harga pun terjangkau, dengan rasa yang variatif. < recommend>
- Makan gratis di kedutaan.
Satu hal yang paling saya sukai dari negara ini adalah NO ASAP ROKOK !!!… bagi masyarakat Kamboja merokok adalah hal yang tabu dan tidak sopan. ± 80% masyarakat Kamboja di Phnom Penh yang saya ketahui tidak merokok. Belum pernah saya lihat selama saya tinggal di Kamboja mahasiswa merokok di kampus padahal tidak ada larangan di kampus ini. Alhamdulillah sehat jantung saya tidak menjadi perokok pasif Merokok mungkin makruh bagi masyarakat kamboja bahkan mungkin mindset mereka mengatakan HARAM tapi Kalo BEER Halal karena mayoritas penduduk .
PHNOM PENH, KAMBOJA ,16 Juli 2014
TENTANG PENULIS
Muhammad Syahid as Faris Elmumtazain
Alumni Santri Ponpes Al.Mukmin Angkatan 2009 asli Bekasi, |Sedang mendapatkan amanah dari SEAMOLEC Organisasi Perkumpulan Mendiknas Se-Asia Tenggara untuk menyelesaikan program Double Degree-nya di National Polytechnic Institute Of Cambodia [NPIC] Fak.Computer Science konsentrasi di bidang Software Engieneering .