BEKASI (Panjimas.com) – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Al-Habib Muhammad Rizieq bin Husain Syihab, ketika menyampaikan ceramahnya di Lapangan Alun-alun Kota Bekasi pada acara Majelis Al Munawwir sekaligus Deklarasi DPC FPI Kota Bekasi, mengungkapkan bahwa orang-orang kafir di Indonesia berusaha merebut tampuk kekuasaan dari tangan umat Islam.
Setelah dilantiknya enam Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Front Pembela Islam Kota Bekasi, Habib Rizieq langsung menyampaikan ceramahnya kepada ribuan kaum muslimin yang sejak sholat isya memadati Lapangan Alun-alun, Bekasi, Ahad (13/3/2016).
“Dibeberapa daerah sudah terjadi; Jakarta, 87% penduduknya muslim tapi gubernurnya kafir, saudara. Solo, saudaram, 85% penduduknya muslim tapi walikotanya kafir, saudara. Kalimantan Barat, 72% penduduknya muslim tapi gubernurnya sudah dua periode kafir, saudara. Bahkan Kalimantan Tengah, dua periode yang lalu juga dikuasai oleh orang kafir, padahal 70% penduduk Kalimantan Tengah adalah umat Islam,” kata Habib Rizieq di hadapan kaum Muslimin yang memadati alun-alun kota Bekasi.
Habib Rizieq menegimbau agar umat Islam menyadari dan berhati-hati atas makar orang kafir.
“Gerakan yang dilakukan orang kafir untuk merebut politik di Indonesia, saat ini mereka sudah mendirikan partai politik. Dan punya belasan channel televisi dan mereka juga sudah mulai kampanye lewat televisi-televisinya. Bahkan, mereka membuat baliho besar-besaran di setiap kota. Foto di baliho ini ditampilkan seolah seorang yang berkepribadian lembut, santun, cinta kepada Allah,” jelasnya.
Sebelumnya, Habib Rizieq di Lapangan Alun-alun, Bekasi, Ahad (13/3), juga menjelaskan tentang perbandingan konstitusi dan ayat suci yang diturunkan kepada para Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia menegaskan bahwa ayat suci yang dibawa para Nabi berada jauh di atas ayat konstitusi.
Artinya, ayat konstitusi di Negara Republik Indonesia ini tidak boleh bertentangan dengan ayat suci yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Konstitusi di Negara Republik Indonesia yang ditetapkan oleh MPR RI, atau Undang-undang yang dibuat oleh DPR RI, atau keputusan yang dikeluarkan oleh Presiden RI, selama sejalan dengan ayat suci, selama sejalan dengan hukum Allah dan Rasul-Nya, selama sejalan dengan al-Qur’an dan hadits Nabi, selama tidak bertentangan dengan syariat Islam, maka kita sebagai rakyat wajib untuk patuh dan taat, saudara!” tegasnya dihadapan ribuan kaum muslimin di Lapangan Alun-alun, Bekasi, Ahad (13/3).
Habib Rizieq yang juga Ketua Majelis Tinggi Majelis Muzakarah Ulama dan Tokoh Jakarta Bersyariah juga telah menjelaskan, bahwa kaum muslimin cinta negara, hormat kepada pemimpin, dan tidak akan menjadi pembangkang.
“Tapi, mana kala konstitusi yang dibuat oleh MPR atau Undang-undang yang dibuat oleh DPR serta ketetapan yang dikeluarkan Presiden, bertentangan dengan hukum Allah dan Rasul-Nya, bertentangan dengan syariat Islam, maka haram untuk kita taati, saudara. Haram!” tegasnya.
Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam bersabda,
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk yang mana pun dalam maksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan hanya berlaku di dalam kema’rufan.”
Habib Rizieq melihat pergerakan orang-orang kafir di Indonesia sudah sangat berbahaya karena telah mampu berhasil menguasai ekonomi kaum muslimin dan berhasil menguasai media cetak maupun elektronik. Kini mereka mulai merebut politik dari tangan umat Islam dan merebut tampuk kepemimpinan dari tangan umat Islam.
Oleh karena itulah, Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq Syihab menghimbau kaum muslimin agar merapatkan barisan dan bersatu untuk menyelamatkan negeri ini dari orang kafir.
“Dari sekarang, umat Islam wajib untuk merapatkan diri, untuk menyatukan segala potensi, nggak boleh negeri ini direbut oleh orang kafir!” tandasnya. [AW/Iyan]