GAZA, (Panjimas.com) – Otoritas Palestina melepas pintu baja di Makam Nabi Yusuf a.s , setelah sekelompok pemukim zionis Israel memasangnya di dalam lokasi Makam Nabi Yusuf di distrik Nablus wilayah Tepi Barat utara, pada Rabu malam [04/11/2015], jelas Gubernur Nablus, Akram Rajoub, dilansir oleh Ma’an News Agency .
Gubernur Akram Rajoub mengatakan kepada Ma’an bahwa tindakan pemasangan pintu baja oleh pemukim Yahudi ekstrimis Israel, merupakan pelanggaran atas perjanjian antara pihak Israel dan Otoritas Palestina atas Makam Nabi Yusuf a.s, yang berada di bawah kendali Otoritas Palestina.
Otoritas Palestina, melepas pintu itu, lalu mengirimkan pesan unik ke pemerintah Israel.
“Kantor Hubungan Israel ] mengirimkan salinan kunci pintu baja itu pada kami,” kata Rajoub. “Kami melepas pintu itu seutuhnya dan mengirimkan keduanya, pintu baja beserta kuncinya kembali.
Rajoub menyoroti bahwa Otoritas Palestina telah memperbaharui Makam Nabi Yusuf untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh puluhan pemuda Palestina yang melemparkan bom molotov di sekitar tempat tersebut, bulan lalu.
“Otoritas Palestina sedang melakukan perbaikan daerah sekitar makam dengan biaya sendiri karena tempat ini dipandang sebagai tempat penting yang memiliki nilai religious dan bersejarah bagi masyarakat Palestina.”
Setelah insiden pembakaran yang disengaja itu, Presiden Mahmoud Abbas menyebut serangan itu “tidak bertanggung jawab,” dan mengatakan tindakan para pelaku itu merupakan penyalahgunaan budaya, agama dan etika masyarakat Palestina.
Dia memerintahkan perbaikan segera atas situs itu dan mengatakan penyelidikan terhadap insiden itu akan segera dilakukan.
Makam Nabi Yusuf a.s adalah salah satu situs kunjungan bulanan pemukim Yahudi Israel, biasanya mereka dikawal oleh pasukan militer Israel ke daerah situs itu, akibatnya sering timbul bentrokan dengan warga lokal Palestina.
Menurut Kesepakatan Oslo tahun 1993, situs itu tetap berada di bawah kendali Israel. Tetapi tentara Israel pergi dari situs itu pada Oktober tahun 2000, tak lama setelah dimulainya peristiwa “Intifada II”, dan situs itu segera dirusak dan dibakar oleh warga Palestina.
Setelah melakukan kerjasama keamanan dengan Otoritas Palestina, tentara Israel mengizinkan jamaah Yahudi untuk berziarah bulanan malam hari ke situs itu. [IZ]