JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Ikatan Ulama Suriah dan Ketua Majelis Islam Suriah, Syaikh Osama Abdul Karim Al-Rifaei mengatakan, perlawanan rakyat Suriah terutama kelompok bersenjata, sudah maksimal. Namun rezim Syi’ah Nushairiyyah Bashar Assad masih kuat karena mendapat dukungan dari negara sekutunya, yakni Negara Syi’ah Iran.
“Kita tahu revolusi sudah memasuki tahun yang kelima, kalau bukan karena dukungan dan back-up Iran secara logistik dan militer, sebetulnya rezim Bashar sejak lama bisa dikalahkan,” kata Syaikh Osama beberapa waktu lalu seperti dilansir Detik.
Ulama Suriah yang kini menetap sementara di Turki ini menuturkan bahwa revolusi Suriah pada tahun 2011 lalu awalnya adalah gerakan damai yang menuntut rezim Bashar turun. Namun aksi people power tersebut dihadapi rezim Syi’ah Nushairiyyah dengan kekuatan militer.
“Kami tidak pernah angkat senjata, hanya ungkapan yang menginginkan perdamaian. Tapi selama 6 bulan terakhir ini, kami dihadapi rezim dengan tangan besi karena itu kebiasaan rezim sejak puluah tahun silam, membungkam rakyat dengan kekuatan militer,” jelasnya.
Syaikh Osama juga menyayangkan kurang pahamnya dunia Islam dan umat Islam, termasuk Indonesia yang tidak tahu ancaman Iran dan kejahatan mereka dalam membela ideologi Syi’ah dan rezim Syi’ah Nushairiyyah Bashar Assad.
“Kami sayangkan MUI Indonesia ada satu atau dua yang membela ideologi Iran, seolah masih dalam batasan yang bisa ditoleransi. Apakah benar muslim Indonesia tidak tahu menahu kejahatan Iran yang mendukung Bashar?,” tanyanya. [GA/dtk]