ISTANBUL (Panjimas.com) – Insan Hak ve Harriyetleri ve Insani Yardim Vakfi (IHH) atau organisasi HAM, kebebasan dan Bantuan Kemanusiaan yang berada di Turki memaparkan kondisi krisis kemanusiaan di Suriah sejak terjadi konflik pada Maret 2011 yang menewaskan ratusan ribu warga sipil dan jutaan lainnya mengungsi.
IHH yang merupakan organisasi kemanusiaan terbesar di Turki dan memiliki puluhan ribu relawan mengaku heran dengan pemerintah Indonesia yang lebih mempersoalkan isu ISIS atau Daulah Islam/Islamic State (IS) dibandingkan isu kemanusiaan akibat penindasan rezim Syi’ah Nushairiyyah di bawah Presiden Bashar Assad.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Hubungan Internasional dan Diplomasi IHH, Izzet Sahin saat berdiskusi bersama Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) di kantornya, Istanbul, Turki, pada Jum’at (29/5/2015) yang juga dihadiri wartawan detik.com.
“ISIS adalah isu yang sangat kompleks. Siapa ISIS? Siapa orang-orang itu? Bagaimana kelompok ini bisa muncul? Siapa yang mendukung mereka? Bagaimana mereka mendapat kekuatan besar dalam waktu singkat? Sangat banyak pertanyaan tentang ISIS,” katanya.
Namun, isu ISIS/IS tidak lebih besar daripada krisis kemanusiaan yang dilakukan rezim Syi’ah Assad untuk membantai rakyat Suriah yang menginginkan rezim tersebut tumbang.
“Rezim (Bashar Assad) mengebom setiap hari, sampai saat ini. Setiap dua menit rakyat Suriah diguncang bom. Kami menghabiskan beberapa pekan di Damaskus untuk negosiasi dan memediasi antara rezim dengan oposisi, dan kami melihat mereka mengebom rata-rata tiap dua menit,” ungkap Izzet.
Krisis kemanusiaan itu mengakibatkan sebanyak lebih dari 300.000 warga sipil Suriah meninggal akibat kekerasan yang dilakukan rezim. Lalu 100 ribu lainnya hilang dan sekitar 6 juta jiwa kehilangan tempat tinggal.
“Ada 2 juta pengungsi Suriah di Turki hari ini. Lebih dari 1,5 juta di Lebanon, begitu pula di Yordania, 500 ribu di Irak. Empat tahun sudah berlalu, tidak ada yang tahu seberapa lama krisis ini,” tuturnya.
IHH memberikan bantuan secara besar-besaran sejak tahun 2011 di Suriah dengan mendirikan rumah sementara dari kontainer di beberapa kota, kamp pengungsia, sekolah dan dapur darurat, serta lainnya.
Sekadar diketahui, IHH saat ini juga tengah berada di Aceh untuk memberikan bantuan bagi pengungsi warga Muslim Rohingya yang ditindas oleh para biksu dan pemerintah Buddha Myanmar.
“Indonesia adalah negara Muslim terbesar. Tidak ada alasan (bagi Indonesia) untuk tidak membantu rakyat Suriah karena ada ISIS,” tegasnya seraya mengajak pemerintah dan NGO Indonesia untuk melihat keadaan Suriah yang sesungguhnya. [GA/dtk]